Tampilkan postingan dengan label hidayah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hidayah. Tampilkan semua postingan

02 Agustus 2019

Hal yang Terlupakan




Mungkin, kita ini sudah terlampau jauh lupa untuk apa kita diciptakan di dunia ini sebenarnya. layaklah kita mengingat bahwa kita diciptakan sesungguhnya hanya untuk beribadah kepada Allah.


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” 
(QS. Adz Dzariyat: 56)


Tapi sayangnya kata beribadah hanya diartikan sebagai ritual agama yang hubungannya dengan amalan akhirat, seharusnya kita benar-benar mengerti bahwa segala sesuata yang diniatkan hanya karena Allah itu termasuk ibadah. Well, bahkan bekerja seharian atau sekedar membaca buku seharian bila itu semua diniatkan karena Allah maka sejatinya kita itu telah beribadah. Jangan lupa teman, sholat mu, puasamu itu bila tidak kau niatkan Karena Allah, maka sejatinya itu tidak menjadi ibadah pada akhirnya.

Dengan semua kelupaan ini maka manusia semakin lupa bahwa sebenarnya kita tidaklah butuh pengakuan siapapun kecuali pengakuan dari Allah. Betapa banyak manusia membuang apa yang telah diberikan Allah padanya hanya untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan pengakuan manusia. betapa banyak keadaan menyedihkan yang kita lihat di sekitar kita yang dilakukan oleh manusia hanya untuk diakui oleh manusia lainnya. lelaki menjadi wanita, wanita menjadi lelaki, wanita menjaja harga diri, lelaki bekerja tanpa memandang halal dan haram, ini tiada lain bersumber dari keinginan diri hanya untuk dilihat manusia lainnya bahwa dirinya itu mempunyai sesuatu untuk diakui dan dibanggakan.

Padahal, hati kita tau lelahnya melakukan itu, nestapanya terus menerus mengharapkan hal seperti itu. lalu, kenapa kita tidak mulai untuk masa bodo dengan semua keinginan dan pengharapan akan pengakuan orang lain, kenapa kita tidak mulai membahagiakan diri kita sendiri dengan menjadi hamba Allah yang apa adanya di hadapan Allah, tidak peduli bagaimana manusia lainnya menilai, tidak peduli dengan apa yang orang akan katakan, namun kita hanya peduli bagaimana Allah memandang kita. Hanya dengan cara inilah sesungguhnya kita bisa berdamai dengan diri kita sendiri, dengan kekurangan-kekurangan kita dan pada akhirnya bisa berdamai dengan kekurangan orang lain.

Dan beginilah kehidupan, karena kehidupan itu hakekatnya adalah perjumpaan dengan orang-orang yang bisa jadi akan membuat sistem pertahanan rasa syukur kita runtuh dengan standar-standar yang mereka ciptakan, namun bisa jadi kita dipertemukan oleh orang-orang yang tidak terlalu perduli dengan ukuran standar dunia ini.

Apapun ukuran standar kebahagiaan yang telah ditetapkan manusia, biarlah itu menjadi standar fana yang tak harus diikuti karena ukuran standar kita dalam hidup ini adalah melakukan apapun hanya karena Allah semata.

Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Robb semesta alam.” 
(QS. Al-An'am: 162)

Read more...

11 Januari 2019

Kita-lah Pemeran Utamanya


https://s.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/ilustrasi-_140225164424-771.jpg


Teman, pernahkah kita merasa bahwa pertemuan kita dengan banyak hamba Allah di muka bumi ini terkadang menyebabkan kita goyah seolah kita hanyalah pemeran pendukung dalam layar film kehidupan kita sendiri bukan sebagai pemeran utama. Padahal, kita adalah pemeran utama masing-masing dalam kehidupan kita sedangkan orang lain hanyalah pemeran pendukung yang nantinya akan membuat riyak turun naik kehidupan kita.

Hidup ini sejatinya adalah pertemuan demi pertemuan yang hanya akan berhenti pada muara kematian. Selama kita masih hidup maka pertemuan-pertemuan dengan hamba-hamba Allah yang telah Allah tentukan di Lauh Mahfuzh pastinya akan terjadi dan tidak akan pernah kita elakkan. Jangan pernah sesekali kita mengatakan 'seandaikanya aku tidak pernah bertemu dengannnya tentunya hidupku tidak akan seperti ini", tetapi teman biarlah pertemuan-pertemuan itu sekalipun itu adalah pertemuan yang menyakitkan dan menyesakkan, biarkanlah terjadi dan kita harus terus berjalan sehingga akan ada pertemuan-pertemuan lainnya yang akan menjadi hikmah mengapa pertemuan-pertemuan sebelumnya harus terjadi.

Kita hidup, beribadah dan mati hanya untuk Allah Subhanawata'ala, selayaknya perjumpaan yang paling kita harapkan adalah perjumpaan dengan Rabb kita Allah 'azza wajalla bukan perjumpaan sementara dengan hamba di dunia yang fana ini. Biarlah setiap perjumpaan tak pernah kekal, biarkanlah teman semuanya pergi karena seperti itulah yang harus terjadi di dunia ini, ada perjumpaan ada perpisahan.

Tundukkanlah kepalamu dan hatimu, bila air mata ingin menetes biarkanlah ia seperti itu, namun percayakan hatimu untuk ikhlas dengan semua perjumpaan hanya karena Allah 'azza wajalla semata. Apa yang kau pikir sempurna sejatinya tidak akan pernah ada yang sempurna. Dalam sebuah pertemuan, kita atau dia adalah masing-masing pemeran utama dalam kehidupan kita masing-masing yang tidak akan pernah ada kesempurnaan. Ikhlaskan dirimu hanya karena mengharap perjumpaan dengan Rabb-mu kelak di surga sana.

Hari ini, Jam ini, Menit ini, Detik ini pikirkanlah siapa yang paling kita harapkan untuk kita jumpai, apakah itu yang ada di dalam hatimu? perjumpaan dengan Rabb yang Maha Mulia atau masih hanya sebatas perjumpaan dengan dia yang fana di dunia yang fana?


Teman, di mana kerinduan hatimu saat ini?

Read more...

12 Februari 2016

Prasangka Buruk




Teman, Khaifa Haluk? dua tahun blog ini tak tersentuh bahkan tak terfikirkan, namun malam ini aku telah berazam untuk menulis kembali, tulisan-tulisan yang sebenarnya lebih kutujukan pada diriku sendiri, menjadi nasehat untuk diri sendiri yang sedang berjuang dalam memperbaiki diri.

dan ini lah hal yang paling ingin kuceritakan sekarang, hal yang paling sering terlintas dalam benakku yaitu prasangka buruk, memprasangkai Rabbku Allah 'azza wa jalla dengan berbagai macam prasangka. mungkin cerita ini dapat menggambarkan betapa diri ini sering terjebak dalam keadaan seperti cerita di bawah ini.

Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.

Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.

Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.

Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.

"Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.

Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.

Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."

beberapa bulan yang lalu, ketika aku berjumpa dengan salah satu sahabatku, dia memberiku nasehat untuk berhenti bertanya kenapa Allah memberikan takdir ini dan takdir itu pada kita. karena sebenarnya pertanyaan kenapa itu cenderung seperti sedang berprasangka buruk pada Allah dalam menetapkan takdir kepada kita.

kita sungguh makhluk yang lemah dan kurang bersabar. kita selalu ingin cepat tau kenapa Allah mentakdirkan hal seperti ini dan seperti itu kepada kita. padahal, dengan kesabaran dan berjalannya waktu hikmah itu akan terlihat dengan sendirinya dan entah kenapa hal-hal yang dulu kita tangisi, kita sesali justru berbalik menjadi hal yang sangat kita syukuri. karena itulah hikmah.


Rasulullah Sallallahu'alaihi wassalam bersabda : 

“Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi) 

teman, untuk dapat melihat hikmah ini tak ada hal yang dapat kita lakukan selain bersabar dan bertakwa. laluilah waktu yang amat sangat sebentar ini dengan sabar dan takwa agar hikmah menghampiri kita dan Allah bukakan tabir apa yang sebenarnya Allah kehendaki pada kita. 

berprasangka baiklah pada Allah, tidak akan pernah merugi orang yang selalu berprasangka baik pada Allah, sesungguhnya janji Allah adalah benar. 
kita hanya harus yakin dan sabar hingga saat yang Allah janjikan itu datang, untuk urusan apapun. 

yakinlah.....sesungguhnya Allah tidak pernah main-main dengan janjiNya :)

Read more...

16 Juni 2014

Sebuah Kemenangan



Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia,
akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati
(HR. Bukhori)

teman, orang yang bersyukur, orang yang qona'ah, orang yang beristiqomah, merekalah orang-orang yang telah mendapat sebuah kemenangan. lihatlah saat ini teman, betapa banyak manusia selalu merasa miskin di dalam hatinya, mereka menjadi rakus, urat malu mereka telah putus, agamapun digadaikan hanya demi seoonggok dunia yang ingin didapatkan dengan instan, meninggalkan sholat hanya untuk bisa cepat2 kaya, bisa cepat2 punya mobil, rumah, dsb, dan taukah engkau teman, bahkan sebagian dari mereka yang seperti ini, dulunya adalah orang yang paling kencang menyuarakan tawadhu', menyuarakan apa itu halal apa itu haram, tapi lihatlah bagaimana hanya demi seonggok dunia dan keinginan untuk dianggap manusia lainnya mereka akhirnya dengan sadar menggadaikan agama mereka.

tapi teman,bagaikan uban di tubuh sapi,ada segelintir hamba Allah yang di dalam hatinya penuh rasa syukur dengan apapun yang Allah berikan, mereka tersenyum meskipun pekerjaan mereka bukan pekerjaan yang elit di mata manusia,tapi ketika adzan bergema, mereka bergegas menuju rumah Allah, melepas semua urusan dunia, menghadap Rabbnya, sungguh sudah sangat sedikit sekali yang seperti ini.

ketika para penjual agama itu hidup dalam kekayaannya yang tidak berkah dan kemudian ditimpa satu persatu musibah oleh Allah, maka para hamba Allah yang bersyukur saat itulah mereka mendapat kemenangan, Allah jauhkan mereka dari segala macam marabahaya, Allah tampakkan itu pada raut wajah mereka yang bercahaya dan selalu terlihat seperti tersenyum. sungguh teman, wajah seperti ini tidak akan pernah kita dapatkan kecuali kita memiliki hati yang bersih dan penuh rasa syukur kepada Allah.betapa menyenangkan dan menyejukkan hati wajah-wajah seperti ini. 

orang yang bersyukur kepada Allah dia tidak akan menghitung-hitung kekayaan orang lain kemudian dia bandingkan dengan miliknya, dia tidak akan masuk dalam jebakan perlombaan bermegah-megahan soal dunia. tidak ada beban dalam hidupnya karena begitu tentram hatinya dengan rasa syukur. itu lah sebuah kemenangan. sebuah kemenangan dari Allah bagi hambaNya yang senantiasa bersyukur, Allah selalu menambahkan nikmat padanya bukan hanya berupa harta tapi nikmat iman yang tiada tara.

wah,,,hawa bulan Ramadhan udah terasa ya teman,,,hembusan angin terasa lebih sejuk,,,hati juga terasa lebih tentram,,subhanallah,,

Ramadhan,,,Ramadhan,,,cepatlah Engkau datang,,,Ya Allah sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan Ya Allah,,,sampaikanlah kami pada kemenangan yang telah Engkau janjikan Rabb,,,

Allahumma aamiin,,aamiin,,Ya Robbal'alamiin,,,

Read more...

11 Oktober 2012

Bersemangatlah Teman,,,


sesungguhnya gerak gerik seorang muslim selalu diperhatikan 
oleh orang-orang yang membenci mereka, baik kaum kafir, kaum yahudi, orang munafik
bahkan oleh sesama muslim yang pendengki. oleh karena itu janganlah
kita terlihat lemah di hadapan mereka, bersemangatlah, tunjukkan bahwa
KITA MUSLIM YANG KUAT

Drive your dreams anywhere to go. teman, percaya tidak percaya jika kita sebagai muslim terlihat melempem, lemah, dan tidak bersemangat, maka di sana ada orang-orang yang berbahagia melihat kita dalam keadaan yang menderita seperti itu. merekalah kaum yang sangat membenci dan dengki kepada orang muslim yang kuat. ingatlah teman bahwa Allah mencintai mukmin yang kuat.

bersemangatlah teman,,,gapailah cita-cita kita sebagai seorang muslim yang mungkin masih dalam proses atau belum tercapai. bersemangatlah mewujudkan semua cita-cita yang kita letakkan harapannya kepada Allah Rabb semesta Alam.

Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam bersabda:"Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah" (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah )

Allah pasti menolong kita teman selama kita masih berharap akan pertolongan Allah dan selama masih ada semangat untuk menggapai cita-cita, semangat untuk menuntut ilmu, semangat untuk melakukan kebaikan dan semangat menuju Akhirat berjumpa dengan Allah 'azza wa jalla.

janganlah engkau melemah ketika banyak orang di sekitarmu mencibirmu karena kegigihanmu dalam mempertahankan agama dan imanmu karena Allah. janganlah engkau melemah ketika orang di sekitarmu yang ingkar kepada Allah membangga-banggakan harta, kekayaan dan kehormatan yang mereka miliki, sesungguhnya itu hanyalah tipuan teman, janganlah engkau terpedaya dengan omongan dan tingkah laku mereka yang jahil, tetaplah engkau bersemangat dalam bertakwa kepada Allah.

tetaplah bersemangat dan terlihat tidak terkalahkan karena Allah bersamamu, buatlah kaum yang membenci dan dengki pada agamamu merasa gentar dengan sikapmu yang kuat dalam keadaan apapun, ingatlah selalu teman bahwa Allah selalu bersamamu.

bawalah mimpi-mimpimu kemanapun engkau pergi, mimpi untuk bisa berjumpa dengan Allah, mimpi untuk bisa bersama dengan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam dan para sahabat serta orang-orang soleh yang diridhoi Allah dan minum air telaga milik Rasulullaah Sallallahu 'alaihi wassalam di surga dan kemudian bersemangatlah.

janganlah engkau biarkan orang-orang yang dengki terhadapmu tersenyum bahagia melihat engkau bersedih dan lemah, karena pada dasarnya itulah yang mereka harapkan dari engkau teman. kita punya Allah. kita punya Rasulullaah Sallallahu 'alaihi wassalam, kita punya agama Islam, agama yang berada di atas kebenaran. maka sekali lagi bersemangatlah. 

Bersemangatlah teman,,,,,,,Semangat Karena Allah ^-^

Read more...

25 Juli 2011

Ketika


Teman, aku belum pernah merasa terhempas seperti tak ada arti sebelum aku duduk di majelis bersama orang-orang yang soleh dan berilmu seperti siang kemaren. Selama 5 bulan aku mencari pengajian orang-orang yang berusaha menjadikan diri mereka salaf, akhirnya aku menemukan sebuah masjid di mana mereka bisa berkumpul untuk tholabul ‘ilmi.

Siang yang panas namun sejuk karena angin yang cukup berhembus, aku niatkan berangkat mencari majelis yang telah lama kucari ini. Akhirnya kutemukan sebuah masjid kecil, di dekat pantai di kelilingi rumah-rumah penduduk nan sederhana dan pohon nyiur yang berbaris tinggi menjulang, sejuk sekali rasanya berada di sana. Sebuah tempat yang pertama kali kusinggahi mesipun telah puluhan tahun aku berlalu lalang di kotaku sendiri.

Rupanya aku tepat waktu, Ustadz Miftah baru saja membuka pengajian ketika aku tiba di masid itu. Aku sengaja duduk di belakang di dekat pintu karena baru pertama kali datang aku merasa malu dan segan dengan akhwat-akhwat di sana. Aku memandangi semua akhwat yang hadir di sana, tiba-tiba suasana haru merasuki hatiku, Rabbi...aku rindu sekali suasana majelis seperti ini, suasana dulu yang aku dapatkan ketika masih di Jogja. Rupanya kehadiranku menarik perhatian mereka, karena pengajian sudah di mulai, mereka hanya  melihatku dan tersenyum ke arahku sambil berbisik kecil “Assalamu’alaykum”. Aku tersenyum rasanya hatiku bahagia dan tenang sekali.

Ketika pengajian sudah selesai, semua akhwat itu tiba-tiba mendatangiku, menyapaku dan menyalamiku dengan ramah, Subhanallah Allahuakbar, aku tiba-tiba tertegun, rasa-rasanya sudah lama aku tidak merasakan suasana persaudaraan seperti ini. Lama...sekali..entah kapan terakhir, aku lupa.

Ketika sedang membicarakan tentang sebuah buku, aku tertarik dan ingin membeli buku yang serupa. Namun ada yang membuat hatiku tertegun ketika akhwat ini menyebutkan nama seorang ikhwan yang biasa menyuplai penjualan buku, aku rasanya mengenal ikhwan ini, aku pastikan lagi bahwa ikhwan yang aku maksudkan ini sama. Rupanya benar..Allahu Akbar..teman.....tau kah engkau, bahwa ikhwan ini adalah anak orang berada di kotaku,dia juga lulusan universitas yang cukup ternama, secara fisik dia cukup tampan. Maksudku adalah teman, aku sangat tertegun karena ketika dia mengenal ilmu, dia tidak begitu tertarik dengan hingar bingar kemewahan dunia, dia bahkan rela hanya membuka toko kecil yang menjual kurma, buku, obat-obat herbal. Kalau dia mau dengan keadaan orang tuanya, keadaan fisiknya dan latar belakang pendidikannya, dia bisa bekerja di sebuah tempat yang bergengsi namun dia cukup khwatir itu semua akan melupakannya pada Allah dan membuatnya sibuk sehingga waktu untuk menimba ilmu akan berkurang.

Subhanallaah..aku seperti terhempas ke sebuah tempat yang kosong, menjadi tak ada arti di hadapan Allah, bagaimana mungkin di kotaku yang terkenal dengan kehidupan yang konsumtif dan gengsi masih ada lelaki seperti ini, masih ada rupanya...sungguh..sungguh...apa yang telah kudapat, apa yang telah kumiliki tak ada arti dibanding keadaannya yang penuh cinta kepada Allah.

Aku memandangi hijab tinggi yang ada dihadapanku, satu persatu akhwat yang ikut pengajian itu pulang dan aku masih tertegun, terdiam, masih antara percaya dan tidak percaya dengan cerita ikhwan ini.

Ya Allah...selama ini aku sering membatin sendiri betapa beruntung teman-temanku yang mendapat suami yang berpendidikan tinggi dan berkecukupan, namun hari ini Engkau telah menyadarkanku, menyentakkan hatiku hingga bibirku tak mampu berkata, sungguh Ya Allah...wanita yang Engkau takdirkan menjadi istri lelaki inilah adalah wanita yang sangat beruntung di dunia dan akhirat. Beruntungnya wanita yang memiliki suami seperti dia, meski hidup sederhana dan mungkin dikucilkan masyarakat karena pilihan hidupnya, namun apalah arti semua itu Ya Allah di bandingkan dengan besarnya kecintaannya kepadaMu, ketulusannya dalam beribadah kepadaMu dan kekuatan keteguhan hatiNya untuk selalu berada di atas ilmu, di atas jalanMu yang Lurus yang Engkau ridhoi.

Aku tersentak dari lamunanku ketika tiba-tiba ada seorang umahat yang menegurku “pulang yuk ukht” aku memandangi mata umahat itu dengan lekat, kenapa matanya teduh sekali, dia tersenyum dan berkata “Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu”. eh? Aku tiba-tiba kaget seolah dia bisa membaca pikiranku.

Dalam perjalanan pulang aku tersenyum..ah..sekali lagi..terima kasih Ya Rabb..Engkau telah menolong agar imanku hidup kembali, giroh untuk beribadah dan tholabul ‘ilmi membara kembali di dalam jiwa.

Sungguh Ya Allah Ya Tuhanku..Engkau Maha Menggerakkan semuanya.

Read more...

17 Maret 2011

Terima kasih Ya Rabb... ^________^

Tiada perasaan yang lebih melapangkan jiwa dan membahagiakan hati selain perasaan bersyukur, kemudian bersyukur, kemudian bersyukur dan terus bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Allah berikan. benarlah Imam As-Syafi’i pernah berkata bahwa jika hatimu penuh dengan rasa qonaa’h maka sesungguhnya engkau dan seorang raja di dunia ini sama saja”.

benar teman, menikmati hari-hari dengan bersyukur dan merasa cukup serta ridho dengan segala apa yang telah Allah tentukan untuk kita, membuat wajah menjadi berseri-seri, bibir selalu nampak tersenyum yang tiada lain buah dari kelapangan jiwa dan hati yang bahagia.

dan perasaan itu sangat membuncah pagi ini, sambil mengendarai motor pergi ke balai  kementerian pagi ini, menikmati gerimis kecil dan angin pagi yang sejuk, melewati jalan-jalan lebar dengan pohon nyiur yang tinggi menjulang, pohon cemara yang tersusun rapi dipinggir-pinggir jalan, betapa nikmatnya, beda sekali ketika melewati semua ini dengan perasaan tanpa rasa syukur.

menyapa dengan ikhlas teman-teman di balai dan melaksanakan amanah kerja dengan sebaik-baiknya sambil mengharap ridho Allah, membuat hati menjadi ringan dan bahagia menjalankan semua aktifitas. bahkan orang-orang yang menampakkan iri dengki dengan kita terasa tak berarti, karena rasa syukur tadi mendorong kita untuk menjadi qona'ah tak tertarik untuk sikut menyikut hanya demi lembaran uang atau pengakuan dari atasan. tidak, cukuplah Allah bagiku, cukuplah Allah pemberi rizky bagiku, cukuplah Allah sebagai penilai bagiku dan cukuplah Allah sebagai penolongku.

terima kasih untuk semua ini Ya Rabb.. terima kasih untuk semua perjalanan ini yang telah menjadi tempaan bagiku, musim panas kehidupan, musim dingin kehidupan, musim gugur kehidupan dan musim semi kehidupan yang telah Engkau datangkan silih berganti padaku, yang telah aku lewati cukuplah menjadi pendidikan langsung dariMu yang sangat berharga, terima kasih atas hidayah ini Ya Allah...

Alhamdulillaah ^_______^

Read more...

02 Maret 2010

waktu yang telah dijanjikan

 
 kullu nafsin dzaaiqotul maut...setiap diri akan merasakan mati (Al Anbiya':35)

innalillaahi wainnaillaihi rooji'uun.. akhirnya teman yang baru aku ceritakan di postingan sebelumnya meninggal dunia setelah seminggu lebih bertarung melawan penyakit stroke yang menyerangnya tiba-tiba. siapa yang akan menyangka hari ini, tadi pagi jam 05.30 wib adalah batas akhir hidup yang telah ditentukan oleh Allah untuknya. aku terduduk dan termenung sejenak di atas tempat tidurku setelah mendapat kabar berita ini. entahlah aku sedih, sedih karena aku ingat dia telah lama tidak mengerjakan sholat, sedih karena dia meninggal dalam keadaan meragukan keberadaan Allah 'azza wa jalla.

aku tertunduk meneteskan air mata di depan jenazah yang terbujur kaku dalam sebuah rumah yang kecil  ini. aku bukan menangisi kepergiannya, tidak teman, aku menangisi diriku sendiri, menangisi diriku yang terlalu banyak menyia-nyiakan waktu untuk hal yang sia-sia, terlalu lupa bahwa suatu hari aku akan berada di posisi yang sama dengan temanku ini, entah kapan tapi waktu yang telah dijanjikan itu pasti datang untukku.

"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati" (Al -Lukman:34)

dalam perjalanan pulang ke kantor setelah melayat tadi, aku berfikir alangkah banyaknya manusia di luar sana yang tidak ingat bahwa mereka akan mati entah kapan dan dengan cara apa tapi mereka bangga dengan maksiat yang dilakukan, bila diberi nasehat telinganya tiba-tiba menjadi tuli dan matanya tiba-tiba menjadi buta dalam melihat kebenaran. alangkah banyak yang sombong terhadap kebenaran karena merasa sudah punya harta dan jabatan. bahkan ada yang semakin dinasehatin maksiatnya semakin menjadi dan semakin congkak dengan dunianya. seperti yang sering aku saksikan sendiri akhir-akhir ini, di mana aku lihat orang-orang disekitarku bangga dengan maksiat yang mereka lakukan, bangga menunjukkan cara berpacaran yang memalukan , berboncengan mesra tanpa malu padahal belum sah jadi suami istri., bangga membuka aurat  di depan umum, mencari harta dengan cara syubhat bahkan haram, berjudi, minum-minuman keras hingga mabuk berat bahkan ada yang bangga bercerita kepadaku seringnya dia berzina dengan pacarnya. naudzhubillahiminzalik

itulah ciri-ciri orang yang telah tertutup mata hatinya. kadang aku tanya dalam diriku apa mereka ga malu sama orang-orang soleh? sama Allah?, dan pertanyaanku ini pernah dijawab oleh ustadz tempat aku mengaji, katanya, jangankan malu sama Allah yang tidak tampak, sama manusia yang tampak saja tidak malu, karena urat malunya udah putus tertutup dengan keburukan dunia. alangkah meruginya orang-orang seperti ini. mereka akan merasakan kerugian dan penyesalan tiada guna ketika mati kelak. dan pada saat itu mereka tidak bisa kembali lagi di dunia. saat ini mereka bisa saja tertawa lebar dengan kebahagiaan semu yang mereka dapatkan. astahgfirullah al'adzhiim..

"Di mana saja kamu berada kematian akan mendapatkan kamu kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (An-Nisa’:78)

Ya Rabb..betapa maha pemurahnya Engkau, sebelum waktu itu tiba bagiku, Engkau masih beri aku pelajaran dengan berbagai peristiwa dan ujian yang telah aku lewati, betapa maha lembutnya Engkau yang selalu membimbingku dengan cara yang baik dan penuh hikmah agar aku menjadi hambaMu yang benar.

Ya Rabb.. saat ini bekal yang aku punya hanyalah ketauhidanku kepadaMu bahwa Engkaulah Tuhan yang maha satu yang tiada berhak disembah melainkan hanya Engkau dan cintaku kepadaMu dan RasulMu.

"Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya, seorang Arab dusun bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya hari kiamat”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi hari kiamat”, ia menjawab, “kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “engkau akan bersama dengan yang engkau cintai"

maka Ya Rabb.aku mohon padaMu.. kumpulkanlah aku bersama dengan para rasul dan para sahabat dan orang-orang soleh di akhirat kelak karena aku mencintai mereka dan ingin berkumpul bersama mereka.

Allahumma Amiin Ya Rabbal'alamiin...

Read more...

01 Maret 2010

hidup itu untuk akhirat

 
lelaki yang sebentar lagi berusia 29 tahun dan berbadan gemuk yang aku kenal sangat supel dan ramah itu sekarang terbaring lemah tak berdaya di ruang unit stroke RS.Sarjito Jogja, laki-laki yang aku kenal setahun yang lalu di kantorku, setelah pada akhirnya dia mengundurkan diri karena mendirikan perusahaan sendiri bersama teman-temannya. seorang lelaki yang pernah jadi gunjingan teman sekantor dulu karena berhenti sholat dan mengakui kalo meragukan keberadaan Allah 'azza wa jalla.

dulu, ketika aku tahu masalah itu, aku tak menjauhinya sama sekali, setiap waktu sholat tiba aku menghampirinya dan mengajaknya sholat berjama'ah di mushola kantor, tapi dia hanya menjawab "mb wulan duluan aja", selalu seperti itu hingga akhirnya dia mungkin agak terganggu dengan ajakan sholatku ke dia dan aku pun menghentikan ulahku mengajak dia sholat setiap waktu sholat tiba.

hingga akhirnya lelaki ini mengundurkan diri dari dari kantor tempatku bekerja. beberapa minggu yang lalu aku baru saja menghadiri acara syukuran atas kemajuan perusahaan barunya yang dibangun bersama teman-temannya, dia mengundangku dan dia dengan bangga bercerita bahwa dia mudah mendapatkan banyak client untuk bekerja sama dengan perusahaannya tanpa dia harus sholat, tanpa dia harus menyebut nama Allah. saat itu aku hanya terhenyak, sedih dengan ucapan lelaki yang aku kenal sangat sopan terhadap wanita ini. betapa sombongnya dia begitu aku bergumam dalam hati, namun aku berdo'a kepada Allah agar Allah memberikan  hidayah kepadanya.

dan kemarin sore menjelang maghrib, setelah pertemuan terakhir beberapa minggu yang lalu, aku hanya melihat seorang lelaki lemah tak berdaya, tak sadarkan diri karena terserang stroke tiba-tiba. aku melihat dia hendak menyebut nama Allah namun begitu berat mulutnya untuk mengucapkan itu, aku menangis dalam hati, sedih...sedih....sekali.....

Firman Allah dalam Surah Al Baqarah 16 :
"Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk"

ah teman, untuk apa hidup ini bila tak mengenal Allah, tak menyembah Allah tak beribadah kepada Allah. untuk apa hidup ini meski dunia berlimpah ruah namun jauh dari hidayah dari Allah bahkan disesatkan oleh Allah dan dijauhkan dari petunjuk Allah. bahkan dunia yang kita punya, yang kita banggakan tidak berguna sama sekali ketika kita sekarat atau bahkan mati. hanya akan ada penyesalan yang tak berguna sama sekali. bukankah hidup ini untuk akhirat? maka hanya ketaqwaan kita kepada Allah lah yang bisa kita jadikan bekal menuju akhirat.

Firman Allah dalam Surah Al Taghaabun 11 : 
"Dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya"

dan setelah melihat kejadian ini semakin bertambahlah keimananku kepada Allah, semakin aku merasa takut dengan adzab Allah dan semakin aku yakin akan janji dan firman Allah. Allahumma Rabbi....Ya Allah ampunkanlah segala dosa-dosaku, dosa di masa lalu, di masa sekarang dan di masa yang akan datang dan janganlah Engkau kembalikan aku ke keadaan yang dulu setelah aku mendapatkan hidayahMu. masukkanlah aku ke dalam golongan hambaMu yang selamat Ya Rabb....

Allahumma Amiin Ya Rabbal'alamiin.....

Read more...

04 Januari 2010

terima kasih Ya Allah atas hidayahMu


terima kasih Ya Allah atas hidayah yang telah Engkau tanamkan di hati hamba, dengan hidayah ini hamba rela menghijab diri hamba, menyabarkan diri, mengikhlaskan diri, meneguhkan hati
ketika mata dan lisan orang  jahiliyah memandang hina hijab lebar yang hamba sematkan di tubuh hamba

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini hamba rela berlutut sujud begitu lama di sepertiga malam yang melelapkan,ketika setan begitu kuat mengajak hamba untuk meneruskan tidur hamba
dengan mimpi-mimpi indah yang kosong

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini maka mata yang lalai ini bisa menangis, membasuhi muka dan menjadikan muka yang kusam dengan dosa ini menjadi sedikit bercahaya

terima kasih ya Rabb.. dengan hidayah ini hati ini selalu merinduMu, sangat merinduMu....

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini langkah kaki ini selalu ingin melangkah ke rumahMu, berdua denganMu di sana, menunaikan rasa rindu terhadapMu di sana

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini hati, mata ikut menangis ketika lisan ini membaca ayat demi ayat dalam kitabMu dengan suara yang tak begitu syahduh

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini hamba menjadi rela, ikhlas, dengan kesendirian hamba saat ini karena hamba ingin menjaga kehormatan hamba, kesucian cinta hamba dan hamba menjadi tegar ketika orang-orang jahiliyah mencela hamba karena keyakinan hamba akan janjiMu bahwa wanita yang baik-baik adalah untuk lelaki yang baik-baik

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini hamba ingin selalu terikat denganMu, membenci fitnah dunia, membenci hidup berbalut harta tak berkah

terima kasih Ya Allah... betapa dengan hidayah ini Engkau selamatkan hamba dari hawa nafsu hamba yang tak bermata, menjadikan hamba mencintai kesederhaaan dan kebersahajaan

terima kasih Ya Allah betapa dengan hidayah ini Engkau jaga hamba dari wujud-wujud penuh tipuan yang melenakan mata, hati dan iman

terima kasih Ya Allah batapa dengan hidayah ini hamba semakin mencintai Engkau, mencintai Rasul-rasulMu

dan terima kasih Ya Allah karena dengan hidayah ini hamba tau betapa Engkau mencintai dan menyayangi hamba

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP