23 September 2022

Duhai Waktu...

 


Begitu cepatnya waktu berlalu, seolah baru terjadi kemarin aku tersenyum dan melambaikan tangan pada ayahku ketika beliau hendak berangkat kerja dari balik jendela ruang santai kami yang menghadap ke parkiran, usiaku 14 tahun kala itu, Tau-tau hari ini di balik jendela yang sama aku melambaikan tangan kembali padanya namun bukan untuk bekerja melainkan untuk berangkat menemui Ibuku di pusara peristirahatan terakhirnya. Kali ini aku berusia 38 tahun.


Kemudian aku tersadar bahwa ini adalah nyata bahwa aku benar-benar telah kehilangan Ibuku, hari yang selalu aku takutkan telah datang dan telah aku lewati, kehilangan Ibuku tersayang. Aku membayangkan seandainya dulu aku tlah tau lebih dulu tanggal di mana ia akan meninggalkanku akankah aku akan tetap menjadi anak yang sering melawan, mendebat dan selalu ingin menang sendiri? 


Waktu tlah membuat semua yang dulu aku jalani hanya menjadi kenangan. Waktu tlah membuat aku terlena menjalani hari-hari tanpa menyadari bahwa hari yang aku tinggalkan hanya akan menjadi kenangan yang hanya sekali terjadi dalam bias asa hidup yang hanya satu kali ini saja.


Waktu seolah mempertemukan, menyatukan, namun pada kenyataannya waktu juga memisahkan, meninggalkan dan pada akhirnya waktu akan kembali mempertemukan dan menyatukan.


Waktu pada akhirnya menjadi makhluk yang menakutkan karena seolah ia memperingatkan bahwa tak ada yg nyata, tak ada yang abadi, semua hanyalah permainan yang akan berakhir segera dan tiba-tiba tanpa sebuah kesadaran.


Waktu...akankah kau berpihak pada kehidupanku kini dan nanti?

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP