Tampilkan postingan dengan label hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hati. Tampilkan semua postingan

11 Januari 2019

Kita-lah Pemeran Utamanya


https://s.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/ilustrasi-_140225164424-771.jpg


Teman, pernahkah kita merasa bahwa pertemuan kita dengan banyak hamba Allah di muka bumi ini terkadang menyebabkan kita goyah seolah kita hanyalah pemeran pendukung dalam layar film kehidupan kita sendiri bukan sebagai pemeran utama. Padahal, kita adalah pemeran utama masing-masing dalam kehidupan kita sedangkan orang lain hanyalah pemeran pendukung yang nantinya akan membuat riyak turun naik kehidupan kita.

Hidup ini sejatinya adalah pertemuan demi pertemuan yang hanya akan berhenti pada muara kematian. Selama kita masih hidup maka pertemuan-pertemuan dengan hamba-hamba Allah yang telah Allah tentukan di Lauh Mahfuzh pastinya akan terjadi dan tidak akan pernah kita elakkan. Jangan pernah sesekali kita mengatakan 'seandaikanya aku tidak pernah bertemu dengannnya tentunya hidupku tidak akan seperti ini", tetapi teman biarlah pertemuan-pertemuan itu sekalipun itu adalah pertemuan yang menyakitkan dan menyesakkan, biarkanlah terjadi dan kita harus terus berjalan sehingga akan ada pertemuan-pertemuan lainnya yang akan menjadi hikmah mengapa pertemuan-pertemuan sebelumnya harus terjadi.

Kita hidup, beribadah dan mati hanya untuk Allah Subhanawata'ala, selayaknya perjumpaan yang paling kita harapkan adalah perjumpaan dengan Rabb kita Allah 'azza wajalla bukan perjumpaan sementara dengan hamba di dunia yang fana ini. Biarlah setiap perjumpaan tak pernah kekal, biarkanlah teman semuanya pergi karena seperti itulah yang harus terjadi di dunia ini, ada perjumpaan ada perpisahan.

Tundukkanlah kepalamu dan hatimu, bila air mata ingin menetes biarkanlah ia seperti itu, namun percayakan hatimu untuk ikhlas dengan semua perjumpaan hanya karena Allah 'azza wajalla semata. Apa yang kau pikir sempurna sejatinya tidak akan pernah ada yang sempurna. Dalam sebuah pertemuan, kita atau dia adalah masing-masing pemeran utama dalam kehidupan kita masing-masing yang tidak akan pernah ada kesempurnaan. Ikhlaskan dirimu hanya karena mengharap perjumpaan dengan Rabb-mu kelak di surga sana.

Hari ini, Jam ini, Menit ini, Detik ini pikirkanlah siapa yang paling kita harapkan untuk kita jumpai, apakah itu yang ada di dalam hatimu? perjumpaan dengan Rabb yang Maha Mulia atau masih hanya sebatas perjumpaan dengan dia yang fana di dunia yang fana?


Teman, di mana kerinduan hatimu saat ini?

Read more...

20 Februari 2016

Duhai Hati Bersabarlah,,,


duhai hati bersabarlah,,,disaat Fatimah mengharap Ali untuk datang kepadanya, Fatimah hanya berpegang pada keyakinan bahwa Ali yang akan ditakdirkan Allah untuknya dan bahwa laki-laki lain yang datang sebelum Ali datang hanyalah ujian dari Allah seberapa serius ia akan menunggu dan memilih bahwa Ali adalah pilihan di hatinya.

duhai hati bersabarlah,,,di saat kau tau siapa pilihan yang tepat di hatimu namun tak ada yang bisa kau lakukan selain menunggu dan berdo'a, maka ketahuilah bahwa Fatimah dulu juga melakukan hal seperti itu dalam diamnya tanpa ada yang mengetahui hingga Ali pun akhirnya datang menemuinya.

duhai hati bersabarlah,,,bahwa kau harus yakin bahwa takdir Allah telah ditetapkan 50.000 tahun sebelum bumi diciptakan, tidak akan pernah tertukar apa-apa yang telah Allah tetapkan pada masing-masing hambaNya.

duhai hati bersabarlah,,,ketika kau mengambil jalan untuk diam dan bersembunyi, menyembunyikan dirimu duhai hati, karena lelah dan ketika itu ia yang kau cintai dan kau pilih masih sibuk dengan segala prasangka di hatinya dan di pikirannya, maka bersabarlah itu berarti Allah belum menggerakkan hatinya.

duhai hati bersabarlah,,,cinta tak harus diumbar, rindu tak harus bertemu, biarlah ia cinta dan rindu itu berpadu pada sebait untaian do'a hingga Allah menampakkan pertolonganNya, sebagaimana garam di lautan dan asam di pegunungan Allah satukan dan pertemukan menjadi bumbu masakan yang lezat.

duhai hati bersabarlah,,,mungkin ia yang kau harapkan tak tau bahwa mencintai dalam diam lebih perih dari sekedar patah hati, bahwa ini bukan persoalan tak perduli, bahwa ini bukan persoalan tak memikirkan tapi ini persoalan keyakinan bahwa apa yang Allah takdirkan untuk kita tak kan pernah menjadi milik orang lain.

duhai hati bersabarlah,,,mungkin ia belum mengerti bahwa ini bukan perihal memberi kesempatan pada yang lain, melepas dengan keikhlasan, tapi ini perihal mempersiapkan diri, memperbaiki diri dan menjaga diri selagi ia belum datang menemui diri.

duhai hati bersabarlah,,,ketika kau tau bahwa tak ada pilihan lain yang kau inginkan selain dirinya, namun ia masih belum ingin bicara yang sebenarnya dan masih sibuk dengan keraguan di hatinya, maka itu berarti memang belum saatnya bagimu dan baginya.

duhai hati, lihatlah, lembayung semakin ungu dan senja semakin temaram,maka waktu akan membawa pada takdir yang dijanjikan Allah padamu.

dan karena itu duhai hatiku, bersabarlah,,,,

Read more...

12 Februari 2016

Prasangka Buruk




Teman, Khaifa Haluk? dua tahun blog ini tak tersentuh bahkan tak terfikirkan, namun malam ini aku telah berazam untuk menulis kembali, tulisan-tulisan yang sebenarnya lebih kutujukan pada diriku sendiri, menjadi nasehat untuk diri sendiri yang sedang berjuang dalam memperbaiki diri.

dan ini lah hal yang paling ingin kuceritakan sekarang, hal yang paling sering terlintas dalam benakku yaitu prasangka buruk, memprasangkai Rabbku Allah 'azza wa jalla dengan berbagai macam prasangka. mungkin cerita ini dapat menggambarkan betapa diri ini sering terjebak dalam keadaan seperti cerita di bawah ini.

Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.

Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.

Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.

Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.

"Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.

Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.

Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."

beberapa bulan yang lalu, ketika aku berjumpa dengan salah satu sahabatku, dia memberiku nasehat untuk berhenti bertanya kenapa Allah memberikan takdir ini dan takdir itu pada kita. karena sebenarnya pertanyaan kenapa itu cenderung seperti sedang berprasangka buruk pada Allah dalam menetapkan takdir kepada kita.

kita sungguh makhluk yang lemah dan kurang bersabar. kita selalu ingin cepat tau kenapa Allah mentakdirkan hal seperti ini dan seperti itu kepada kita. padahal, dengan kesabaran dan berjalannya waktu hikmah itu akan terlihat dengan sendirinya dan entah kenapa hal-hal yang dulu kita tangisi, kita sesali justru berbalik menjadi hal yang sangat kita syukuri. karena itulah hikmah.


Rasulullah Sallallahu'alaihi wassalam bersabda : 

“Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi) 

teman, untuk dapat melihat hikmah ini tak ada hal yang dapat kita lakukan selain bersabar dan bertakwa. laluilah waktu yang amat sangat sebentar ini dengan sabar dan takwa agar hikmah menghampiri kita dan Allah bukakan tabir apa yang sebenarnya Allah kehendaki pada kita. 

berprasangka baiklah pada Allah, tidak akan pernah merugi orang yang selalu berprasangka baik pada Allah, sesungguhnya janji Allah adalah benar. 
kita hanya harus yakin dan sabar hingga saat yang Allah janjikan itu datang, untuk urusan apapun. 

yakinlah.....sesungguhnya Allah tidak pernah main-main dengan janjiNya :)

Read more...

16 Juni 2014

Sebuah Kemenangan



Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia,
akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati
(HR. Bukhori)

teman, orang yang bersyukur, orang yang qona'ah, orang yang beristiqomah, merekalah orang-orang yang telah mendapat sebuah kemenangan. lihatlah saat ini teman, betapa banyak manusia selalu merasa miskin di dalam hatinya, mereka menjadi rakus, urat malu mereka telah putus, agamapun digadaikan hanya demi seoonggok dunia yang ingin didapatkan dengan instan, meninggalkan sholat hanya untuk bisa cepat2 kaya, bisa cepat2 punya mobil, rumah, dsb, dan taukah engkau teman, bahkan sebagian dari mereka yang seperti ini, dulunya adalah orang yang paling kencang menyuarakan tawadhu', menyuarakan apa itu halal apa itu haram, tapi lihatlah bagaimana hanya demi seonggok dunia dan keinginan untuk dianggap manusia lainnya mereka akhirnya dengan sadar menggadaikan agama mereka.

tapi teman,bagaikan uban di tubuh sapi,ada segelintir hamba Allah yang di dalam hatinya penuh rasa syukur dengan apapun yang Allah berikan, mereka tersenyum meskipun pekerjaan mereka bukan pekerjaan yang elit di mata manusia,tapi ketika adzan bergema, mereka bergegas menuju rumah Allah, melepas semua urusan dunia, menghadap Rabbnya, sungguh sudah sangat sedikit sekali yang seperti ini.

ketika para penjual agama itu hidup dalam kekayaannya yang tidak berkah dan kemudian ditimpa satu persatu musibah oleh Allah, maka para hamba Allah yang bersyukur saat itulah mereka mendapat kemenangan, Allah jauhkan mereka dari segala macam marabahaya, Allah tampakkan itu pada raut wajah mereka yang bercahaya dan selalu terlihat seperti tersenyum. sungguh teman, wajah seperti ini tidak akan pernah kita dapatkan kecuali kita memiliki hati yang bersih dan penuh rasa syukur kepada Allah.betapa menyenangkan dan menyejukkan hati wajah-wajah seperti ini. 

orang yang bersyukur kepada Allah dia tidak akan menghitung-hitung kekayaan orang lain kemudian dia bandingkan dengan miliknya, dia tidak akan masuk dalam jebakan perlombaan bermegah-megahan soal dunia. tidak ada beban dalam hidupnya karena begitu tentram hatinya dengan rasa syukur. itu lah sebuah kemenangan. sebuah kemenangan dari Allah bagi hambaNya yang senantiasa bersyukur, Allah selalu menambahkan nikmat padanya bukan hanya berupa harta tapi nikmat iman yang tiada tara.

wah,,,hawa bulan Ramadhan udah terasa ya teman,,,hembusan angin terasa lebih sejuk,,,hati juga terasa lebih tentram,,subhanallah,,

Ramadhan,,,Ramadhan,,,cepatlah Engkau datang,,,Ya Allah sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan Ya Allah,,,sampaikanlah kami pada kemenangan yang telah Engkau janjikan Rabb,,,

Allahumma aamiin,,aamiin,,Ya Robbal'alamiin,,,

Read more...

08 Maret 2013

Kekuatan Maaf Rasulullaah Sallallahu 'alaihiwassalam



Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang.

Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”

Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”.

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.

Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya makan?”.

Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan ingin masuk Islam!” Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu”.

Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”. Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”

Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”

Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keredhaan Allah Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad Rasulullah.”

Sahabat………..

Apakah kita pengikut ajaran beliau?
Tetapi sejauh mana kita bisa memaafkan kesalahan orang? Seberapa besar kita mencintai sesama? kalau tidak, kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang pernah kita ucapkan sebagai tanda kita pengikut beliau…

Sungguh, beliau adalah contoh yang sempurna sebagai seorang manusia biasa. beliau adalah Nabi terbesar, beliau juga adalah Suami yang sempurna, Bapak yang sempurna, pimpinan yang sempurna, teman dan sahabat yang sempurna, tetangga yang sempurna. maka tidak salah kalau Allah mengatakan bahwa Beliau adalah teladan yang sempurna.

Semoga Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, junjungan dan teladan kita yang oleh Allah telah diciptakan sebagai contoh manusia yang sempurna.
Salam ’alaika ya Rasulullah………

what a touching story ^^

di copy dari http://clubcurhatmuslimdanmuslimah.wordpress.com

Read more...

07 Oktober 2010

Mungkin ini

aku termasuk orang yang mungkin cukup lambat untuk memahami sebuah pembelajaran hidup, tapi aku dari dulu selalu bingung dengan sebuah istilah "pelampiasan". setahun yang lalu, sebelum aku pindah kos ditempatku saat ini, aku pernah ngekos disebuah kos-kosan yang rata-rata isinya anak kuliahan. ada satu orang teman yang aku kenal, yang entahlah dia begitu sering mengistilahkan hidupnya dengan satu kata "pelampiasan".

sering aku dapati dia sedang menangis seorang diri, seperti meratapi sesuatu yang telah lama terjadi. benar rupanya, tak perlu aku tanya akhirnya dia pun bercerita. ditinggal begitu saja oleh pujaan hatinya, itulah intinya. lelaki yang selama dia kenal lelaki hanya lelaki ini yang paling dan sangat dicintainya. hampir setiap hari dia didatangi seorang lelaki yang kata dia adalah pacar barunya, lagi-lagi dia mengatakan pelampiasan.

waktu berlalu, setahun sudah kami bersama dalam satu kos, aku lihat dia cukup bahagia dengan pacar barunya. suatu hari dia datangi kamarku dan bertanya" mb wulan punya pacar?" aku jawab : tidak. dia tanya "kenapa" aku jawab: karena aku tidak pernah pacaran. dia tanya "pernah patah hati?" aku jawab: pernah. dia tanya lagi "kenapa ga cari seseorang yang baru?" aku jawab: akan ku temukan, tapi tidak untuk sebuah pelampiasan. dia diam.
 
aku tiba-tiba jadi ingat, bahwa Allah menciptakan manusia komplit dengan hati dan perasaan. kita mungkin pernah terluka tapi apakah kita harus membalas dendam ke orang yang udah melukai kita atau membalas dendam ke orang lain yang mungkin ini disebut "pelampiasan".

lalu bagaimana kalau pelampiasan itu diarahkan ke ketakwaan? aku kok ga setuju ya kalo sesesorang diuji Allah terus imannya bertambah maka dia disebut sedang melampiaskan rasa kecewanya.tapi kalo dirujuk ke Al Qur'an orang seperti ini disebut berserah diri kepada Allah.

tapi yang harus kita hati-hati adalah kadang kita sudah seperti ini tapi setan masuk kecelah-celah hati kita dan tanpa sadar kita merasa lebih baik dan lebih soleh dari orang lain dan pada akhirnya kita lebih suka menyalahkan orang lain daripada diri kita sendiri karena kita merasa tetap soleh ketika diuji.

mungkin inilah hati kita teman...hati yang belum sebersih putih telur....hati yang sangat gampang tertipu.....

dan di suatu hari menjelang maghrib, aku mengunjungi kos temenku tadi karena setelah setahun masing-masing kami pindah kos ke kos yang lain. dengan senja yang setenang itu, aku hanya bisa berdiri pasrah ketika yang aku dapatkan hanyalah kamar kosong dan kabar buruk dari temanku bahwa dia telah kabur ke jakarta selama satu bulan bersama lelaki lain dan bukan pacarnya dulu dan ternyata orangtuanya kehilangan jejaknya hingga kini.

entahlah, aku hanya tiba-tiba bersyukur bahwa pilihanku untuk diam selama ini membawa berkah, pelampiasan dalam bentuk apapun takkan pernah membawa kebaikan.

kalaupun ada luka dihati biarlah Allah yang tau...kalaupun hati itu tiba-tiba bergejolak biarlah Allah juga yang tau....

dan kita tidak perlu bercerita ke dunia bahwa kita sedang luka...atau kita sibuk bercerita bahwa dialah yang salah bukan kita...mungkin itu dulu tapi kini....

mungkin ini......

Read more...

04 Januari 2010

terima kasih Ya Allah atas hidayahMu


terima kasih Ya Allah atas hidayah yang telah Engkau tanamkan di hati hamba, dengan hidayah ini hamba rela menghijab diri hamba, menyabarkan diri, mengikhlaskan diri, meneguhkan hati
ketika mata dan lisan orang  jahiliyah memandang hina hijab lebar yang hamba sematkan di tubuh hamba

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini hamba rela berlutut sujud begitu lama di sepertiga malam yang melelapkan,ketika setan begitu kuat mengajak hamba untuk meneruskan tidur hamba
dengan mimpi-mimpi indah yang kosong

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini maka mata yang lalai ini bisa menangis, membasuhi muka dan menjadikan muka yang kusam dengan dosa ini menjadi sedikit bercahaya

terima kasih ya Rabb.. dengan hidayah ini hati ini selalu merinduMu, sangat merinduMu....

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini langkah kaki ini selalu ingin melangkah ke rumahMu, berdua denganMu di sana, menunaikan rasa rindu terhadapMu di sana

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini hati, mata ikut menangis ketika lisan ini membaca ayat demi ayat dalam kitabMu dengan suara yang tak begitu syahduh

terima kasih Ya Rabb dengan hidayah ini hamba menjadi rela, ikhlas, dengan kesendirian hamba saat ini karena hamba ingin menjaga kehormatan hamba, kesucian cinta hamba dan hamba menjadi tegar ketika orang-orang jahiliyah mencela hamba karena keyakinan hamba akan janjiMu bahwa wanita yang baik-baik adalah untuk lelaki yang baik-baik

terima kasih Ya Rabb... dengan hidayah ini hamba ingin selalu terikat denganMu, membenci fitnah dunia, membenci hidup berbalut harta tak berkah

terima kasih Ya Allah... betapa dengan hidayah ini Engkau selamatkan hamba dari hawa nafsu hamba yang tak bermata, menjadikan hamba mencintai kesederhaaan dan kebersahajaan

terima kasih Ya Allah betapa dengan hidayah ini Engkau jaga hamba dari wujud-wujud penuh tipuan yang melenakan mata, hati dan iman

terima kasih Ya Allah batapa dengan hidayah ini hamba semakin mencintai Engkau, mencintai Rasul-rasulMu

dan terima kasih Ya Allah karena dengan hidayah ini hamba tau betapa Engkau mencintai dan menyayangi hamba

Read more...

31 Desember 2009

ilmu

Maha suci Allah dengan segala ilmu yang Allah miliki.
sungguh ilmu yang kita dapat di dunia ini bagai sisa air di ujung jemari setelah dicelupkan di dalam samudera nan luas. sungguh sedikit sekali teman..sangat sedikit dari ilmu yang Allah miliki. ilmu tanpa amal cacat bagai amal tanpa ilmu juga sama cacatnya.

hummm ilmu.... subhanallah..ilmu memang penawar hati yang hampir mati, akhlak yang terpuruk dan iman yang hampir kering. ya ilmu yang diimplementasikan menjadi amal solih.

hari ini aku pergi pagi-pagi semangat pergi ke masjid  mardiyah sebelum ke kantor untuk menimba ilmu, tentunya ilmu agama. tak sia-sia aku diberi kemudahan oleh Allah pagi ini ^^

hari ini aku mendapat ilmu yang begitu dapat menawar hatiku..alhamdulillaah 'ala kulli hal..Allahumma Rabbi..ilmu tentang kelembutan hati, hati yang lembut dalam berdakwah, hati yang lembut dalam memaafkan kesalahan orang lain, hati yang lembut dalam menyampaikan kebenaran dan hati yang lembut dalam menerima kebenaran. dan teman, ilmu itu sendiri dapat melembutkan hati yang keras insyaallah :)

Rabbi...berikanlah aku hati yang lembut...sebagaimana Engkau telah memberi kelembutan hati pada kekasihmu Muhammad SAW.

bila hati kita lembut, maka hati kita tidak akan gampang marah, dongkol, kesal dan membenci. namun hati kita akan dipenuhi kesabaran, kasih sayang, memaafkan dan keikhlasan sehingga semua itu akan terpancar pada bias sinar wajah yang cerah bercahaya...ya cahaya dari hati yang bersih..cahaya yang diberikan oleh Allah.

Rabbi..berikanlah cahaya di wajahku, cahaya di hatiku, cahaya di kanan dan kiriku, cahaya di belakang dan depanku, berikanlah aku cahayamu Ya Allah...dan hiasilah hidupku ini dengan ilmu yang bermaanfaat Ya Rabbi..masukkanlah aku ke dalam golongan hambaMu yang soleh...

Allahumma amiin Ya Robbal'alamiin...:)

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP