03 September 2012

Nikmat mana yang kamu dustakan?


"Jika hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika kerja sekedar kerja, kera juga bekerja"
-Buya Hamka-

Beberapa hari yang lalu aku pergi mengunjungi teman sekolahku dulu semasa SMA, temanku ini dia adalah sosok yang pemalu, minderan dan pendiam semasa kami sekolah dulu. qadarullaah, pada saat kelas 2 SMA dia menjadi teman sebangkuku. dia yang pendiam dan jarang bersosialisasi tiba-tiba menjadi dekat dan terbuka padaku saat itu. mungkin karena aku teman sebangkunya aku pikir seperti itu. akhirnya kami menjadi bersahabat dan aku sering di ajak main ke rumahnya ketika pulang sekolah karena rumahnya dekat dengan sekolah kami, bisa ditempuh dengan berjalan kaki dalam waktu kurang lebih 10 menit.

waktu berlalu, ketika kami lulus sekolah aku kemudian merantau ke pulau jawa untuk menimba ilmu, sedangkan temanku ini tetap tinggal di kota kami tercinta. ketika aku merantau dulu, aku hanya pulang ke kotaku setahun sekali ketika lebaran dan itupun hanya beberapa hari saja jadi aku benar-benar tidak sempat untuk bersilahturahmi ke rumah teman-temanku semasa sekolah dulu termasuk sahabatku ini.

waktu yang berlalu dan menyibukkan masing-masing manusia, maka pada saat itu banyak hal terjadi dan kabar yang tidak ketahui, ya begitu juga dengan sahabatku ini teman. qadarullaah pula yang akhirnya mengembalikan aku kembali kampung halamanku setelah sekian lama aku merantau di tanah yang berbeda. pada saat aku pulang ke kotaku, sebenarnya aku tidak teringat dengan sahabatku ini, namun ketika suatu hari aku pulang kantor dan melewati gang rumahnya yang dekat dengan sekolah kami, aku tiba-tiba teringat bahwa sahabatku terakhir kabar yang aku dengar dia tidak merantau ke mana-mana.

aku segera membelokkan motorku dan singgah kerumahnya, alhamdulillaah dugaanku benar ternyata dia masih di kota ini. aku berdiri kaku sesaat di depan gerbang rumahnya ketika aku melihat sosok yang keluar dari pintu, sosok yang berbeda, sangat kurus, lemah, pucat bahkan wajahnya hampir tidak sama karena wajah yang begitu tirus dan pucat. aku terdiam sesaat merasa salah rumah, tapi aku yakin ini adalah rumah sahabatku itu.

ketika dia memanggilku barulah aku percaya bahwa aku tidak salah rumah dan sosok yang muncul itu benar-benar sahabatku. ternyata sahabatku ini sakit sejak 4 tahun yang lalu, dia mengalami sakit pengerasan kulit yang akhirnya berpengaruh pada lambungnya, sehingga dia kesulitan makan dan menjadi sangat kurus karena hal ini. kulitnya pun mengeras dan berwarna hitam lebam, masyaAllah kasihan sahabatku ini, bahkan dia tidak sempat kuliah seperti yang teman-teman lainnya dan sehari-harinya dia hanya di dalam rumah karena badannya yang sangat lemah tidak memungkinkan dia untuk terkena banyak angin dan beraktivitas di luar.

aku mencoba untuk meghiburnya, kami bercerita semasa sekolah dulu, saat itu dia yang sempat dipanggil ndut karena badannya yang gendut dan bila dibandingkan dengan keadaannya yang sekarang sungguh jauh berbeda dan sulit dipercaya. kami bercerita mengenai banyak hal yang terjadi selama kami tidak bertemu, ketika aku bercerita tentang ujian hidup yang aku alami justru dia tersenyum dan menasehatiku untuk bersabar, sungguh luar biasa sahabatku ini, kata-katanya yang membesarkan hatiku adalah "bersabarlah dulu wulan, lihatlah aku, sungguh hidupmu jauh lebih baik, bersyukurlah pada Allah, apa yang aku alami jauh lebih berat" dan dia mengatakan itu sambil tersenyum, tak ada keluhan yang terucap, tak ada penyesalan, subhanallaah hatiku sungguh bergetar, ya Allah terima kasih untuk pertemuan ini.

kita  bukanlah babi yang hidup hanya sekedar hidup
kita bukanlah kera yang bekerja hanya sekedar bekerja
kita punya tujuan yaitu Allah,,,
hidup kita untuk Allah
kita bekerja karena Allah
bahkan mati kita pun untuk Allah

"Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”
 (QS Al-An’am: 162-163)

bersyukurlah selalu kepada Allah teman,,, sebelum Allah murka dan mengambil kenikmatan itu dari kita yang kemudian hanya kita sesali di dunia dan akhirat, seapapun kita teman, masih ada yang jauh lebih berat menjalani hidupnya daripada kita, seapapun kita teman masih ada yang tertatih tatih berjuang dalam menjalani hidupnya, seapun kita bersyukurlah teman, tidak berbanding nikmat dan ujian karena nikmat Allah sesungguhnya jauh lebih banyak

"maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?"
(QS Ar Rohman)

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP