Tampilkan postingan dengan label tawakal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tawakal. Tampilkan semua postingan

14 Agustus 2019

Kepercayaan


Tadi malam sebelum tidur, aku tetiba teringat nasehat seorang teman beberapa tahun silam, ketika temanku ini pulang dari menimba ilmu di Madinah, ia berkata bahwa sejatinya didunia ini tidak ada manusia yang benar-benar bisa kita percaya, karena hakekatnya kepercayaan itu adalah tertuju pada Allah Azza Wa Jalla. Jikapun kita bisa mempercayai orang lain dengan benar, maka itu adalah wujud dari kepercayaan kita kepada dia karena Allah.

Ia dulu pernah mengatakan bahwa orang-orang yang bisa dipercaya akan berkumpul dengan orang-orang yang bisa menjaga kepercayaan, ruh kita akan mengetahui dan mengenali siapa yang bisa kita percaya dan kita beri kepercayaan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.”

Berkata Al-Khaththabi rahimahullah,

يحتمل أن يكون إشارة إلى معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخيِّر من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت.

“Kemungkinan maknanya adalah hal ini merupakan isyarat kepada kesesuaian tipe, baik dalam kebaikan maupun dalam keburukan, baik dalam kebaikan maupun kerusakan. Bahwa orang yang baik itu rindu kepada orang yang setipe dengannya. Demikian pula orang yang buruk hatinya suka kepada orang yang semisalnya (pula). Jadi, saling kenalnya antar ruh itu terjadi sesuai dengan tabiat yang ada pada mereka, baik (ruh) yang baik maupun (ruh) yang buruk.  Maka jika ruh-ruh tersebut setipe, menjadi saling kenal (akrab)lah mereka. Namun, jika mereka tidak setipe, maka mereka tidak saling cocok (tidak akrab).”

Kepercayaan itu tidak berwujud, ia gaib seperti layaknya ruh, ia merupakan sebuah sifat yang menempel pada ruh, oleh karena itulah kenapa ruh-ruh ini akan saling mengenali dan menjadi akrab tanpa rekayasa.

Khadijah ra sebagai salah satu wanita terbaik di muka bumi pun pada saat bertemu Rasulullah saw tidak langsung serta merta meletakkan kepercayaan kepada Rasulullah, pembuktian lah yang akhirnya menyebabkan beliau percaya bahwa Rasulullah adalah orang yang layak dipercaya meski Rasulullah adalah seorang miskin dan buta huruf.

Tapi, beginilah hidup, kita berjalan di bumi Allah dengan segala hal yang telah kita temui termasuk salah mengenal ruh, sehingga cara kita mengenali ruh yang satu kelompok dengan kita akhirnya menjadi kabur dan ragu-ragu. kita harus jujur pada diri kita sendiri berapa kali kita telah terjebak pada kelompok ruh yang salah, yang di mana kita anggap sama dengan kita nyatanya berkebalikan.

Mungkin sebenarnya dulu kita terlalu terburu-buru memutuskan bahwa kita telah berada pada kelompok ruh yang sama, sehingga bolak balik kita menjalani hidup seolah-olah tidak pernah menemukan kelompok yang sebenarnya. mungkin juga, sebenarnya kita hanya perlu memberikan sedikit waktu kepada diri kita dan orang yang mulai ingin kita percayai untuk membuktikan bahwa kita layak untuk dipercaya dan dia layak dipercaya hingga nanti akhirnya waktulah yang membuktikan segalanya. atau mungkin kita lupa bahwa ketika kita ingin mempercaya seseorang, maka percayailah ia hanya karena Allah semata.

Salah satu nasehat yang masih kuingat adalah bahwa ketika mulai membuka hati untuk mempercayai seseorang yang dekat dengan kita, maka kita harus yakin terlebih dahulu bahwa Allah tidak akan pernah salah mengirimkan seseorang untuk kita percayai terutama bila kita telah mempercayainya hanya karena Allah semata. kita hanya cukup yakin dengan janji Allah, setidaknya dalam satu kali hidup ini kita akan menemukan ruh yang sama dengan kita.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.”


Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/26888-kemana-masa-mudaku-melangkah-6.html
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.”


Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/26888-kemana-masa-mudaku-melangkah-6.html

Read more...

31 Oktober 2011

Life is Beautiful,,,



Bukankah hidup ini sangat indah teman,,,terutama bila engkau ditakdirkan Allah sering melakukan perjalanan silih berganti ke bagian bumi Allah lainnya, dilibatkan Allah dengan banyak kejadian yang membuka mata hatimu, dipertemukan dengan banyak manusia yang juga banyak memberimu pelajaran.

Inilah kehidupan kita teman, sebagaimana telah digambarkan oleh Rasulullah SAW seperti garis tegak lurus yang mempunyai banyak banyak cabang di sekitar garis tersebut. “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau membaca firman Allah, ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153) (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa’i)

Pilihan ada ditangan kita teman, ingin berada pada garis yang lurus yang Allah ridhoi atau garis-garis yang melenceng dari jalan Allah. Garis-garis tersebut adalah perjalanan hidup kita teman, sehingga pada akhirnya kelak kita akan berdekatan dan bertemu dengan satu garis final, yaitu garis kematian. Hidup ini indah teman,,sangat,,,perjalanan demi perjalanan, pertemuan demi pertemuan telah menghantarkanku pada suatu pemahaman yang amat dalam terhadap apa-apa yang telah Allah takdirkan untuk kita, sungguh teman, tawakal, kesabaran, keikhlasan dan kebaikan hanya akan membawa kita pada kebaikan-kebaikan yang tiada berujung.

Kita sering menghela nafas panjang,,,menengadahkan wajah ke langit lalu bertanya kenapa Ya Allah engkau beri orang lain lebih dulu sedangkan aku Engkau tunda terhadap apa yang aku pinta,,,dan kita seolah berharap segera mendapat jawaban dari langit karena ketidaksabaran kita dan terutama sekali karena ketidakpengetahuan kita sebagaimana Allah mengetahui semuanya.

Namun,,,waktupun berlalu,,,seakan kemudian pertanyaan kita dijawab oleh Allah dengan dipertemukannnya kembali kita dengan teman-teman kita yang dulu do’anya telah dijawab lebih dulu, dan rupanya roda kehidupan telah berputar tanpa kita sadari putarannya,,,ketika teman-temanmu kemudian bercerita dengan air mata, bahwa terkabulnya sebuah do’a juga mengandung konsekuensi yaitu cobaan. Dan kemudian bergetarlah hati kita karena tersadarlah kita bahwa jikalau dulu kita diberi juga, apa yang kemudian akan terjadi pada kita sedangkan pada saat itu kita sedang berada pada titik kebodohan dengan ilmu agama yang amat teramat sedikit, ah Allah Rabbku,,,,kenapa kami hanya bisa menyalahkanmu dan berprasangka buruk kepadaMu,,,

Itulah sebuah kasih sayang Allah teman,,,pembelajaran,,,itu sebenarnya yang hendak Allah beritahukan pada kita, agar kita tidak jatuh pada jurang yang dalam, agar tidak belok pada jalan yang salah, agar kita pantas menerima sesuai dengan apa yang kita pinta,,maka Allah beri kita penundaan untuk sebuah pembelajaran sebelum akhirnya kita diberi,,,Subhanallaah,,Maha Suci Engkau Ya Allah,,,tidaklah Engkau mentakdirkan segala sesuatu dengan sia-sia.

Bukankah hidup ini indah sangat teman,,hidup yang sebenarnya amat sangat sebentar ini,,

Dan lihatlah langit yang amat luas itu hari ini teman,,pandanglah keindahannya dengan perasaan tawakal kepada Allah,,bukankah sebenarnya dalam hiruk pikuk dunia yang sangat menyesakkan dada masih ada tempat untuk mata melihat sesuatu yang lapang tanpa keributan, penuh kesejukan, kehangatan dan ketenangan.



Dan kemudian,,,hidup ini memang sangat indah kan teman,,,, J

Read more...

06 Agustus 2010

fa idzaa 'azamta fatawakkal 'alallaahi

"Tak ada yang lebih indah bagi laki-laki dan wanita yang sedang saling jatuh cinta namun takut kepada Allah untuk bermaksiat, yang penuh ketaatan kepada Allah, yang menjaga diri dan kehormatan karena Allah dan yang menahan diri dari mengikuti hawa nafsu karena Allah selain Mahligai pernikahan"


Ya akhi...terima kasih karena kau bersabar untuk menungguku saat ini. Hanya Allah yang maha tahu betapa hati kita berdua sangat merindukan sebuah mahligai penuh keberkahan yaitu mahligai pernikahan.

terima kasih karena kau mau mengerti dengan syarat dari kedua orangtuaku terhadapku yang hingga kini sedang kuperjuangkan untuk cepat terlaksana, kepada Allah ku berharap syarat itu cepat kupenuhi.

terima kasih karena belas kasihmu kepada kedua orangtuaku yang telah tua, atas pengertian dan kesabaranmu terhadap permintaan kedua orangtuaku yang telah lemah.

Ya akhi...bahkan jarak yang jauh yang memisahkan kita, tak lantas membuat kesetiaanmu untuk menungguku luntur begitu saja, kau bahkan lebih menjaga hatimu lebih dari aku menjaga hatiku sendiri.

Ya akhi, namun ku ingin kau percaya bahwa aku adalah wanita setia, semua ku lakukan karena Allah, karena ingin mengharap ridho Allah.
Ya akhi, setiap malam kupanjatkan do'a penuh harap hanya kepada Allah untuk hubungan ini.

Ya Rabbku.....berikanlah aku pendamping hidup yang soleh
agar kami berdua lebih banyak ingat kepadaMu
dan lebih banyak bertasbih kepadaMu
sesungguhnya Engkau maha mengawasi segala sesuatu

Ya akhi...betapa indah dan tenang hari-hari penantian yang kita jalani, karena kita letakkan semua harapan kita hanya kepada Allah 'azza wa jalla, Rabb yang memegang kendali langit dan bumi. Ya kita letakkan harapan itu secara penuh ikhlas dan berserah diri hanya pada Allah semata.

Kau dan aku tau, sangat tau, tak satupun mahkluk yang bisa menjadi tempat pengharapan, bahkan kita tidak bisa menentukan takdir di masa depan, Allah lah pemegang segala keputusan.

Ya Akhi...maafkan aku yang tiada punya daya sedikitpun selain kekuatan dari Allah, karena sebab kau masih menungguku maka semua ini menjadi terasa lama.
maafkan aku ya akhi....

Ku pilih engkau sebab kesolihanmu, sebab wajahmu yang teduh dan bercahaya, sebab akhlakmu yang indah
sebab kau yang pemalu, tidak banyak bicara dan selalu bersikap sederhana 

Ya akhi...seandainya detik ini ku bisa menemuimu di seberang sana maka akan segera kulakukan namun kau telah paham bahwa masih ada amanah yang harus aku selesaikan disamping berusaha memenuhi syarat yang diajukan kedua orangtuaku.

Ya akhi...namun kita berdua tetap tidak akan pernah tau nama siapakah yang telah tertulis di dalam Lauh Mahfuzh sebagai pendamping hidup kita, hingga kelak saatnya tiba Allah akan memperlihatkan ke kita keputusan dan takdir yang telah Dia tetapkan.

namun satu hal yang akan selalu kupegang dalam hidupku:

fa idzaa 'azamta fatawakkal 'alallaahi
Dan apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah
(Ali 'imran 159)

26 Sya'ban 1431 H
untukmu
dariku
di bumi Allah, di bulan sya'ban yang penuh keberkahan

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP