25 Januari 2010

cahaya Al Qur'an


hujan tiba-tiba turun begitu deras ditemani hembusan angin yang cukup kuat, keadaan sehabis maghrib yang tidak biasanya. semua jama'ah lekas pulang dan berlari-lari karena takut kehujanan dan akhirnya tinggallah aku sendirian di masjid ini. aku memang sengaja tidak segera pulang, sengaja ingin berdiam diri di rumah Allah ini untuk membaca Al Qur'an dan memperbaiki hafalan Al Qur'anku.

dan hujan semakin deras, angin semakin kencang membuat jendela dan pintu masjid bertepuk dengan dinding mengagetkanku. aku bersender di dinding di bawah jendela masjid yang tidak begitu besar itu dan kupejamkan mata sejenak sambil memeluk Al Qur'an yang aku bawa, Ya Rabb..benar...subhanallaah....ada ritme dalam suara hujan ini, ritme yang teratur, ritme yang syahduh ya aku semakin yakin bahwa air hujan ini sedang berdizikir kepada Allah begitupula dengan angin kencang yang menyertai hujan ini, mereka sedang berdzikir kepada Allah. rasa cemas akan hujan dan angin tadi seketika berubah menjadi sebuah ketenangan dan aku siap untuk membaca dan menghafal Al Qur'an.

aku kemudian membuka Al Qur'an dan membacanya, suaraku seakan berlomba dengan suara hujan di luar sana, seakan diantara kami sedang rebutan mencari perhatian Allah. ah teman benarlah Al Qur'an itu sebagai sumber cahaya, hari  ini dan tadi sebelum aku pergi ke masjid untuk sholat maghrib, begitu banyak hal yang aku pikirkan yang mendatangkan kegelisahan, urusan dunia yang tak akan pernah habisnya. dan entah mengapa kegelisahan itu selalu hilang bila aku membaca dan menghafal Al Qur'an. dan benarlah bila Al Qur'an adalah obat penawar bagi hati yang gelisah, hati yang lalai. dan seperti maghrib ini, di masjid ini di mana aku menghabiskan waktu-waktu maghrib dan 'isyaku sendirian, aku mendapatkan ketenangan kembali dengan membaca Al Qur'an dan menghafalkannya. hati yang rapuh dan telah ternodai dengan maksiat-maksiat yang aku lakukan seakan bersih dan mendapat cahaya bila kusiram dengan alunan ayat-ayat suci, kalamullah.subhanallaahi wabihamdihi.

Ya Rabb..betapa aku semakin yakin bahwa janjiMu adalah haq, janjiMu adalah benar. betapa aku semakin yakin akan keberadaanMu dan keEsaanMu. Maha suci Engkau Ya Rabb..sungguh Engkau maha besar dan tiada kekuatan selain kekuatan dariMu Ya Allah..berilah aku kekuatan agar hati dan lisan ini senantiasa berdzikir mengingatMu dan agar lisan ini tiada jemu melantunkan dan menghafal kalamMu yang suci. Allahumma Amiin..

aku masih sibuk menghafal ayat demi ayat juz 30 yang masih sering lupa ingat karena begitu banyak kesibukan dunia yang aku kerjakan ketika hujan kemudian reda dan seorang laki-laki masuk dan mengumandangkan adzan 'isya.

"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa saja yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (An-Nur : 32)"

0 komentar:

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP