cinta wanita ini....
entah sudah berapa puluh kali aku membaca kisah ini, semakin ku baca semakin menambah kekagumanku kepada khodijah, wanita yang paling aku kagumi sepanjang masa, dunia dan akhirat, wanita yang paling aku rindukan untuk bertemu kelak di akhirat, wanita yang paling menginspirasikanku. bacalah cerita cinta yang paling mengagumkan ini teman, cerita cinta yang paling menginspirasi dari semua cerita cinta yang pernah ada di bumi Allah.
ah teman, alangkah menakjubkan kisah cinta ini...cinta yang dibangun dalam ketaatan kepada Allah, cinta yang begitu dalam, cinta yang penuh dengan kehormatan dan ketulusan.
ah..andai saja..... aku hanya bergumam di dalam hati sambil tersenyum di depan laptopku usai membaca cerita ini..
andai saja...
Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami. Bahkan sang suami terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya.
Suatu hari istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain (yakni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebutnya.” (HR. Bukhari)
Ya, dialah Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza bin Qushai. Dialah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersamanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membina rumah tangga harmonis yang terbimbing dengan wahyu di Makkah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menikah dengan wanita lain sehingga dia meninggal dunia.
Saat menikah, khadijah radhiyallahu ‘anha berusia 40 tahun sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 25 tahun. Saat itu ia merupakan wanita yang paling terpandang, cantik dan sekaligus kaya. Ia menikah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak lain karena mulianya sifat beliau, karena tingginya kecerdasan dan indahnya kejujuran beliau. Padahal saat itu sudah banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya.
Ia adalah wanita terbaik sepanjang masa. Ia selalu memberi semangat dan keleluasaan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari kebenaran. Ia sendiri yang menyiapkan bekal untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau menyendiri dan beribadah di gua Hira’. Seorang pun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama, “Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Pun, saat suaminya menerima wahyu yang kedua berisi perintah untuk mulai berjuang mendakwahkan agama Allah dan mengajak pada tauhid, ia adalah wanita pertama yang percaya bahwa suaminya adalah utusan Allah dan kemudian menyatakan keislamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikit pun juga.
Khadijah termasuk salah satu nikmat yang Allah anugerahkan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mendampingi beliau selama seperempat abad, menyayangi beliau di kala resah, melindungi beliau pada saat-saat yang kritis, menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam menjalankan jihad yang berat, juga rela menyerahkan diri dan hartanya pada beliau.
Jibril mendatangi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang sambil membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang di dalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan.”
ah teman, alangkah menakjubkan kisah cinta ini...cinta yang dibangun dalam ketaatan kepada Allah, cinta yang begitu dalam, cinta yang penuh dengan kehormatan dan ketulusan.
ah..andai saja..... aku hanya bergumam di dalam hati sambil tersenyum di depan laptopku usai membaca cerita ini..
andai saja...
3 komentar:
Assalaamu'alaikum Mbak Wulan..
Saya belum mau komentar tentang tulisan Mbak, tapi mau komentar tentang warna biru di tulisan Mbak ini. Menurut saya kalo biru tua agak sulit untuk terbaca Mbak, mungkin kalo pake warna yg lebih soft bisa lebih mudah untuk terbaca..
Mohon maaf kalo kurang berkenan ya Mbak..
*saya jadi langganan blog ini nih kayaknya.. :)*
Assalaamu'alaikum Mbak..
Iya Mbak setuju, sangat menakjubkan jika cinta dibangun oleh dua orang manusia karena cintanya kepada ALLAH.
ALLAH sudah menjanjikan mimbar dari cahaya bagi 2 orang yang saling mencintai karena-NYA.
Tapi saya tidak mau berandai-andai.. jika saya ingin mendapatkan seorang perempuan yg baik, maka saya juga harus menjadi orang yg baik pula, bukan begitu mbak?
Makasih postingan-nya Mbak Wulan.. :)
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
wa'alaykumussalaam warrahmatullah
baiklah insyaallah akan saya ganti warnanya ^^
iya akh duddy, yakinlah akan janji Allah dalam surah an nur ayat 26, jodoh kita itu setara dengan kita.
ah aku cuma berandai2 bisa seperti khodijah meski tak akan pernah bisa namun paling tidak aku bisa mencontoh perbuatan dan akhlak beliau meski tak akan bisa seperti beliau.
jazakallah atas kritikan antum :)
Posting Komentar