11 April 2016

Waktu...






bagi yang yakin atau yang tidak yakin,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang berharap atau yang tidak berharap,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang bertanya atau yang tidak bertanya,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang pergi atau yang tidak pergi,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang mencari atau tidak mencari,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang menunggu atau tidak menunggu,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang berjuang atau yang tidak berjuang,
waktu adalah sebuah jawaban

bagi yang merelakan atau yang tidak merelakan,
waktu adalah sebuah jawaban


semua akan terjawab oleh waktu,
waktu yang berlalu membawa kepingan-kepingan takdir,
waktu yang menyusunnya menjadi satu susunan utuh sebuah takdir akhir

hanya waktu yang akan menjawab semuanya...

Read more...

20 Februari 2016

Duhai Hati Bersabarlah,,,


duhai hati bersabarlah,,,disaat Fatimah mengharap Ali untuk datang kepadanya, Fatimah hanya berpegang pada keyakinan bahwa Ali yang akan ditakdirkan Allah untuknya dan bahwa laki-laki lain yang datang sebelum Ali datang hanyalah ujian dari Allah seberapa serius ia akan menunggu dan memilih bahwa Ali adalah pilihan di hatinya.

duhai hati bersabarlah,,,di saat kau tau siapa pilihan yang tepat di hatimu namun tak ada yang bisa kau lakukan selain menunggu dan berdo'a, maka ketahuilah bahwa Fatimah dulu juga melakukan hal seperti itu dalam diamnya tanpa ada yang mengetahui hingga Ali pun akhirnya datang menemuinya.

duhai hati bersabarlah,,,bahwa kau harus yakin bahwa takdir Allah telah ditetapkan 50.000 tahun sebelum bumi diciptakan, tidak akan pernah tertukar apa-apa yang telah Allah tetapkan pada masing-masing hambaNya.

duhai hati bersabarlah,,,ketika kau mengambil jalan untuk diam dan bersembunyi, menyembunyikan dirimu duhai hati, karena lelah dan ketika itu ia yang kau cintai dan kau pilih masih sibuk dengan segala prasangka di hatinya dan di pikirannya, maka bersabarlah itu berarti Allah belum menggerakkan hatinya.

duhai hati bersabarlah,,,cinta tak harus diumbar, rindu tak harus bertemu, biarlah ia cinta dan rindu itu berpadu pada sebait untaian do'a hingga Allah menampakkan pertolonganNya, sebagaimana garam di lautan dan asam di pegunungan Allah satukan dan pertemukan menjadi bumbu masakan yang lezat.

duhai hati bersabarlah,,,mungkin ia yang kau harapkan tak tau bahwa mencintai dalam diam lebih perih dari sekedar patah hati, bahwa ini bukan persoalan tak perduli, bahwa ini bukan persoalan tak memikirkan tapi ini persoalan keyakinan bahwa apa yang Allah takdirkan untuk kita tak kan pernah menjadi milik orang lain.

duhai hati bersabarlah,,,mungkin ia belum mengerti bahwa ini bukan perihal memberi kesempatan pada yang lain, melepas dengan keikhlasan, tapi ini perihal mempersiapkan diri, memperbaiki diri dan menjaga diri selagi ia belum datang menemui diri.

duhai hati bersabarlah,,,ketika kau tau bahwa tak ada pilihan lain yang kau inginkan selain dirinya, namun ia masih belum ingin bicara yang sebenarnya dan masih sibuk dengan keraguan di hatinya, maka itu berarti memang belum saatnya bagimu dan baginya.

duhai hati, lihatlah, lembayung semakin ungu dan senja semakin temaram,maka waktu akan membawa pada takdir yang dijanjikan Allah padamu.

dan karena itu duhai hatiku, bersabarlah,,,,

Read more...

14 Februari 2016

Senja itu...





hidup adalah tentang pertemuan. entahkah pertemuan itu singgah sejenak di kehidupan kita atau hanya sebatas lewat, tapi yang jelas kita mendapat banyak pelajaran dari pertemuan-pertemuan itu.

teman, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini, tidak ada istilah kebetulan dalam kamus  agama kita. yang ada ialah qodarullaah, semua telah ditetapkan oleh Allah walau hanya sehelai daun yang jatuh ke tanah atau sebutir pasir yang terbang terbawa angin.

ada kalanya dengan pertemuan itu kita dipertemukan dengan orang-orang yang salah, namun anehnya ditakdirkan singgah sementara dalam kehidupan kita. namun ada kalanya kita dipertemukan dengan orang-orang yang benar, namun hanya sebatas lewat. entah apa maksud Allah dengan semua ini namun apapun ketetapan Allah tidak pernah sia-sia.

Allah menghendaki kita mengambil pelajaran dari setiap pertemuan di mana pelajaran itu kemudian menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi.

perputaran waktu telah menghantarkan kita pada masa (jaman) yang berbeda, bahkan dengan sangat cepat waktu berlalu mempertemukan kita dengan orang-orang baru yang mungkin bagi kita asing karena kita terlalu terlena dengan masa yang telah berlalu. ketika sadar kita baru bertanya di jaman apakah kita ini berada, kenapa orang-orangnya seperti tak ada yang kita kenal?

aku, seringkali ketika senja datang, aku menatap lekat senja yang bersahaja itu, aku hanya ingin menyampaikan rasa rinduku terhadap pertemuan-pertemuanku dengan sahabat-sahabatku dulu, sahabat yang bisa menerima keadaanku apa adanya, sahabat yang selalu ada setiap aku butuhkan,  sahabat yang tak pernah mencela kekuranganku, sahabat yang selalu setia menuntunku ke arah yang benar dan sahabat di mana aku tidak takut untuk menjadi diriku sendiri. aku sungguh merindukan masa-masa itu.

kemudian waktu berputar memaksaku harus meninggalkan semua sahabat-sahabatku yang berharga di masa itu dan mempertemukanku dengan orang-orang baru, yang kemudian beberapa dari mereka bisa dijadikan sahabat namun entah kenapa tak bisa sepenuh seperti sahabat-sahabatku yang dulu. mungkin karena aku telah terdampar di masa yang manusianya selalu berhitung, berhitung soal apa saja, termasuk soal persahabatan. pada akhirnya, bagiku, semua ini hanya mengajarkanku untuk menahan diri menjadi diri sendiri meski dengan sahabat-sahabatku sendiri.

wahai senja nan merah, adakah jalan bagiku untuk kembali berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang dulu, bercanda, bercerita dan saling menasehati tanpa ada beban dan keterpaksaan...

wahai senja nan merah, adakah kau akan menyampaikan rasa rinduku ini pada sahabat-sahabatku yang telah tersebar entah di mana di bumi Allah...

wahai senja nan merah, masih adakah asa yang tersisa untuk aku dapat bertemu dengan orang-orang seperti sahabat-sahabatku dulu di masa kini...adakah...

dan..biarlah bersama senja ku menyimpan rasa ini...^^

Read more...

12 Februari 2016

Prasangka Buruk




Teman, Khaifa Haluk? dua tahun blog ini tak tersentuh bahkan tak terfikirkan, namun malam ini aku telah berazam untuk menulis kembali, tulisan-tulisan yang sebenarnya lebih kutujukan pada diriku sendiri, menjadi nasehat untuk diri sendiri yang sedang berjuang dalam memperbaiki diri.

dan ini lah hal yang paling ingin kuceritakan sekarang, hal yang paling sering terlintas dalam benakku yaitu prasangka buruk, memprasangkai Rabbku Allah 'azza wa jalla dengan berbagai macam prasangka. mungkin cerita ini dapat menggambarkan betapa diri ini sering terjebak dalam keadaan seperti cerita di bawah ini.

Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.

Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.

Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.

Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.

"Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.

Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.

Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."

beberapa bulan yang lalu, ketika aku berjumpa dengan salah satu sahabatku, dia memberiku nasehat untuk berhenti bertanya kenapa Allah memberikan takdir ini dan takdir itu pada kita. karena sebenarnya pertanyaan kenapa itu cenderung seperti sedang berprasangka buruk pada Allah dalam menetapkan takdir kepada kita.

kita sungguh makhluk yang lemah dan kurang bersabar. kita selalu ingin cepat tau kenapa Allah mentakdirkan hal seperti ini dan seperti itu kepada kita. padahal, dengan kesabaran dan berjalannya waktu hikmah itu akan terlihat dengan sendirinya dan entah kenapa hal-hal yang dulu kita tangisi, kita sesali justru berbalik menjadi hal yang sangat kita syukuri. karena itulah hikmah.


Rasulullah Sallallahu'alaihi wassalam bersabda : 

“Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi) 

teman, untuk dapat melihat hikmah ini tak ada hal yang dapat kita lakukan selain bersabar dan bertakwa. laluilah waktu yang amat sangat sebentar ini dengan sabar dan takwa agar hikmah menghampiri kita dan Allah bukakan tabir apa yang sebenarnya Allah kehendaki pada kita. 

berprasangka baiklah pada Allah, tidak akan pernah merugi orang yang selalu berprasangka baik pada Allah, sesungguhnya janji Allah adalah benar. 
kita hanya harus yakin dan sabar hingga saat yang Allah janjikan itu datang, untuk urusan apapun. 

yakinlah.....sesungguhnya Allah tidak pernah main-main dengan janjiNya :)

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP