14 Februari 2016

Senja itu...





hidup adalah tentang pertemuan. entahkah pertemuan itu singgah sejenak di kehidupan kita atau hanya sebatas lewat, tapi yang jelas kita mendapat banyak pelajaran dari pertemuan-pertemuan itu.

teman, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini, tidak ada istilah kebetulan dalam kamus  agama kita. yang ada ialah qodarullaah, semua telah ditetapkan oleh Allah walau hanya sehelai daun yang jatuh ke tanah atau sebutir pasir yang terbang terbawa angin.

ada kalanya dengan pertemuan itu kita dipertemukan dengan orang-orang yang salah, namun anehnya ditakdirkan singgah sementara dalam kehidupan kita. namun ada kalanya kita dipertemukan dengan orang-orang yang benar, namun hanya sebatas lewat. entah apa maksud Allah dengan semua ini namun apapun ketetapan Allah tidak pernah sia-sia.

Allah menghendaki kita mengambil pelajaran dari setiap pertemuan di mana pelajaran itu kemudian menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi.

perputaran waktu telah menghantarkan kita pada masa (jaman) yang berbeda, bahkan dengan sangat cepat waktu berlalu mempertemukan kita dengan orang-orang baru yang mungkin bagi kita asing karena kita terlalu terlena dengan masa yang telah berlalu. ketika sadar kita baru bertanya di jaman apakah kita ini berada, kenapa orang-orangnya seperti tak ada yang kita kenal?

aku, seringkali ketika senja datang, aku menatap lekat senja yang bersahaja itu, aku hanya ingin menyampaikan rasa rinduku terhadap pertemuan-pertemuanku dengan sahabat-sahabatku dulu, sahabat yang bisa menerima keadaanku apa adanya, sahabat yang selalu ada setiap aku butuhkan,  sahabat yang tak pernah mencela kekuranganku, sahabat yang selalu setia menuntunku ke arah yang benar dan sahabat di mana aku tidak takut untuk menjadi diriku sendiri. aku sungguh merindukan masa-masa itu.

kemudian waktu berputar memaksaku harus meninggalkan semua sahabat-sahabatku yang berharga di masa itu dan mempertemukanku dengan orang-orang baru, yang kemudian beberapa dari mereka bisa dijadikan sahabat namun entah kenapa tak bisa sepenuh seperti sahabat-sahabatku yang dulu. mungkin karena aku telah terdampar di masa yang manusianya selalu berhitung, berhitung soal apa saja, termasuk soal persahabatan. pada akhirnya, bagiku, semua ini hanya mengajarkanku untuk menahan diri menjadi diri sendiri meski dengan sahabat-sahabatku sendiri.

wahai senja nan merah, adakah jalan bagiku untuk kembali berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang dulu, bercanda, bercerita dan saling menasehati tanpa ada beban dan keterpaksaan...

wahai senja nan merah, adakah kau akan menyampaikan rasa rinduku ini pada sahabat-sahabatku yang telah tersebar entah di mana di bumi Allah...

wahai senja nan merah, masih adakah asa yang tersisa untuk aku dapat bertemu dengan orang-orang seperti sahabat-sahabatku dulu di masa kini...adakah...

dan..biarlah bersama senja ku menyimpan rasa ini...^^

0 komentar:

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP