27 Agustus 2012

Fa Ainallaahu?


Jika Anda-anda menyuruh saya untuk memendekkan Jilbab saya, Fa Ainallaahu (di mana Allah)? tidakkah Anda-anda mengetahui bahwa Allah maha mengawasi gerak gerik hamba-hambaNya?

Jika Anda-anda menyuruh saya membiasakan makan uang haram, Fa Ainallaahu (di mana Allah)? tidakkah Anda-anda mengetahui bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban uang itu di akhirat kelak?

Jika Anda-anda menyuruh saya melonggarkan prinsip agama saya, Fa Ainallaahu (di mana Allah)? tidakkah Anda-anda mengetahui bahwa Allah maha cepat dalam memberi azabNya?

Jika Anda-anda menyuruh saya bersikap cair dengan setiap lawan jenis, Fa Ainallaahu (di mana Allah)? tidakkah Anda-anda mengetahui bahwa Allah maha melihat dan maha mendengar?

Jika Anda-anda menyuruh saya melakukan hal yang sia-sia dan tak bernilai di hadapan Allah, Fa Ainallaahu (di mana Allah)? tidakkah Anda-anda mengetahui bahwa Allah maha hidup lagi maha terjaga?

Fa Ainallaahu,,,Fa Ainallaahu di mana Allah,,di mana Allah bagi Anda-anda,,,

kenapa Anda-anda begitu ingin saya menanggalkan prinsip agama yang telah saya pertahankan dengan usaha yang tidak mudah,,,Fa Ainallaahu,, Fa Ainallaahu,,,,di mana Allah bagi Anda-anda

apakah Anda-anda tidak yakin bahwa Allah pasti mengetahui siapa yang berdusta imannya?

Read more...

14 Agustus 2012

Lelaki Andalus dan Seekor Gajah



“Jangan Berhenti, Titik”

Nama Lelaki itu mudah dikenal, Yahya bin Yahya. Nun jauh dari Andalusia ia berasal. Ia pergi menuntut ilmu ke Madinah. Berguru pada Imam Malik. Andalusia-Madinah adalah jarak yang teramat jauh. Terlebih dengan sarana transportasi  apa adanya di masa itu. Tetapi Yahya bin Yahya adalah salah satu contoh terbaik tentang kehendak seorang muslim yang tidak pernah berhenti menjadi berarti.

Hari-hari menimba ilmu pun ia lalui di Madinah yang tenang. Di hadapan sang guru Imam Malik. Hingga suatu hari, saat tengah berada di majelis bersama murid-murid yang lain, tiba-tiba  ada rombongan orang-orang entah dari mana. Mereka datang sambil membawa gajah. Murid-murid Imam Malik berhamburan keluar ingin melihat gajah. Di Jazirah Arab, makhluk besar berbelalai itu saat itu memang tergolong asing. Maka orang-orang pun keluar ingin melihat lebih dekat begitupun dengan murid-murid Imam Malik.

Semua beranjak, kecuali Yahya bin Yahya. Hingga semua keluar Yahya tetap duduk di majelis itu. Melihat itu Imam Malik mendekat.”mengapa engkau tidak keluar juga untuk melihat gajah?” tanya imam malik. Yahya menjawab,”aku jauh-jauh datang dari Andalusia untuk menuntut ilmu, bukan untuk melihat gajah”. Imam Malik sangat kagum dengan keteguhan Yahya. Setelah itupun Imam Malik pun menggelarinya dengan ‘aqilu andalus’ (lelaki berakal dari Andalusia).

Betapa sering perjalanan hidup kita berhenti. Bahkan oleh hal-hal yang tidak terlalu serius. Betapa banyak orang berhenti mengejar cita-cita, kehendak mulia, mimpi-mimpi fantastis dalam capaian prestasi hanya lantaran keteledoran, hanya karena ulah menyimpang yang mulanya hanya iseng-iseng belaka, atau mental ‘nanti dulu’, atau sikap ‘sebentar dulu’. Akhirnya lama kelamaan jiwanya mulai layu, semangatnya mulai redup. Gairah berkaryanya semakin kering. Akhirnya iapun terhenti dari segala harapan yang telah menanti di ujung kerja kerasnya.

Gelar ‘aqilu andalus’ (lelaki berakal dari Andalusia) menegaskan soal lain, bahwa kehendak kuat untuk tidak berhenti, atau terhenti, membutuhkan kalkulasi keyakinan yang kuat. Ini tidak sekedar ukuran rasional untung atau rugi. Ini juga benar-benar bukan soal selera suka atau tidak suka melihat gajah. Tapi ini sungguh-sungguh benar soal pemahaman, kemengertian, kesadaran dan juga kedalaman penghayatan tentang keputusan apa yang harus diambil seorang muslim di saat-saat ia tergoda.

Begitulah seorang muslim semestinya. Menata jalan cita-citanya. Semua orang punya harapan-harapannya, tinggi atau rendahnya, jauh atau dekat, serius atau main-main. Tetapi menjadi seorang muslim yang tak mengenal kata henti dalam berjalan, berusaha, berkarya adalah pilihan keimanan untuk tujuan nun jauh di akhirat sana. Sebab di atas arah jalan itu hidup seorang muslim menjadi punya arti.

Cita-cita luhur, kehendak kuat, mimpi-mimpi untuk menjadi seorang muslim yang punya arti, tidak boleh terhenti oleh apapun. Apalgi hanya sekedar karena seekor gajah. Hiburan dan rehat ada tempatnya sendiri yang proporsional.

Kita harus terus mengejar. Jangan berhenti. Jadilah seperti lelaki berakal dari Andalusia itu.

(disadur dari buku Lelaki Pendek Hitam & Lebih Jelek dari Untanya (Bab 13). Penulis Ahmad Zaifori AM)

Read more...

01 Agustus 2012

waktu


waktu,,,dialah makhluk Allah yang bila sedang luang maka ku sia-siakan,,,

waktu,,,dialah makhluk Allah yang bila sedang tidak ada maka aku mengeluh, mencari-cari dan membutuhkannya

ah,,teman,,sejauh ini aku pun menyadari bahwa waktu telah membawaku sejauh ini,,namun aku,,,masih menjadi manusia dengan penuh kebodohan,,bodoh dalam ilmu agama, bodoh dalam ilmu pengetahuan,,dan masih bodoh dalam banyak hal

aku benar-benar berada di dalam keadaan seperti ingin mengejar waktu dan meminta maaf bahwa aku telah begitu sangat menyia-nyiakannya,,makhluk Allah yang sangat sangat berharga untukku,,

bodoh,,ya aku masih terlampau bodoh teman untuk hanya sekedar tiba-tiba diminta mengajar membaca Al Qur'an,,,masih terlampau bodoh untuk menjadi tempat bertanya hukum ini itu dalam agama,,,masih terlampau bodoh untuk memberi nasihat bagi teman-teman yang datang curhat dan terlebih dari itu semua aku masih sangat terlampau bodoh untuk menasihati diriku sendiri,,

bahkan dengan belajar dan belajar dan belajar setiap hari,,bagiku tak cukup untuk mengalahkan waktu yang begitu cepat berjalan dan sekedar untuk menjadikan diriku pintar dan paham,,,

ah teman,,,aku ingin menjadi orang yang paham,,namun tidak sekedar paham tapi yang paling penting bisa mengimplemtasikan apa yang aku pahami,,,

namun sejauh ini,,,bersanding dengan waktu,,,kenyataannya aku masih belum paham bahkan aku sering kali gagal menjalankan apa yang telah aku pahami,,,

aku benar-benar merasa menjadi orang yang merugi,,rugi karena telah menyia-nyiakan waktuku,,

dan teman di bulan ramadhan ini,,setelah 10 hari ia berlalu, di titik inilah aku melihat bahwa aku masih tertinggal jauh,,tertinggal seperti kereta tua yang lamban bila dibandingkan dengan orang-orang soleh yang banyak mengingat Allah, yang menghabiskan malam hanya berdua dengan Allah, yang mencengkram kuat waktu luang dan mengisinya dengan zikrullaah, membaca Al Qur'an, mentadaburinya, memahami dan menghafalnya,,

dalam bidang ilmu science pun aku juga telah jauh tertinggal teman ketika Allah menghempaskanku di sekeiling orang-orang yang luar biasa pintar, ketika aku hanya bisa tercenung betapa aku telah masuk dalam lingkungan yang orang-orangnya tidak bisa diremehkan kemampuan otaknya dan penguasaan mereka di bidang masing-masing,,,maka sekarang aku seperti memacu diriku dengan kuat agar bisa melakukan sebuah percepatan,,ya teman,,,hukum fisika akan berlaku bahwa percepatan yang cepat bisa melampaui sebuah kecepatan yang sangat cepat,,,semoga teman,,aku bisa,,,

dengan keadaanku saat ini dan dengan cita-citaku yang masih banyak menyelimuti pikiranku,,,,,maka aku harus memulai untuk menguatkan diriku untuk belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, belajar dan belajar,,,,,,,,,,,,ya aku harus tekun dalam belajar (Tholabul 'ilmi) dan tidak menyia-nyiakan waktuku lagi,,,semoga,,,

demi masa,,,
sesungguhnya manusia benar-benar kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih
yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran

(QS. Al Ashr 1-3)

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP