24 Mei 2012

Tenangkan Hatimu Teman,,,


sumber : http://muslim.or.id/


Prolog

Roda kehidupan terus menggelinding. Banyak cerita dan episode yang dilewati pada setiap putarannya. Ada sedih, ada senang. Ada derita, ada bahagia. Ada suka, ada duka. Ada kesempitan, ada keluasan. Ada kesulitan, dan ada kemudahan. Tidak ada manusia yang tidak melewatinya. Hanya kadarnya saja yang mungkin tidak selalu sama. Maka, situasi apapun yang tengah engkau jalani saat ini, tenangkanlah hatimu ..

Manusia bukan pemilik kehidupan. Tidak ada manusia yang selalu berhasil meraih keinginannya. Hari ini bersorak merayakan kesuksesan, esok lusa bisa jadi menangis meratapi kegagalan. Saat ini bertemu, tidak lama kemudian berpisah. Detik ini bangga dengan apa yang dimilikinya, detik berikutnya sedih karena kehilangannya. Maka, episode apapun yang sedang engkau lalui pada detik ini, tenangkanlah hatimu ..

Cerita tidak selalu sama. Episode terus berubah. Berganti dari satu situasi kepada situasi yang lain. Berbolak-balik. Bertukar-tukar. Kadang diatas, kadang dibawah. Kadang maju, kadang mundur. Itulah kehidupan. Namun, satu hal yang seharusnya tidak pernah berubah pada kita; yaitu, hati yang selalu tenang dan tetap teguh dalam kebenaran …

Saudaraku, ketenangan sangat kita butuhkan dalam menghadapi segala situasi dalam hidup ini. Terutama dalam situasi sulit dan ditimpa musibah. Jika hati dalam kondisi tenang, maka buahnya lisan dan anggota badan pun akan tenang. Tindakan akan tetap pada jalur yang dibenarkan dan jauh dari sikap membahayakan. Kata-kata akan tetap hikmah dan tidak keluar dari kesantunan, sesulit dan separah apa pun situasi yang sedang kita hadapi. Dan dengan itu lah kemudian –insya Allah- kita akan meraih keuntungan.

Ketenangan Milik Orang yang Beriman

Ketenangan adalah karunia Allah yang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman. Tentang hal ini Allah berfirman:

“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fath [48]: 4)

Syaikh Abdurrahman As-Si’dy rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan tentang karunia-Nya atas orang-orang yang beriman dengan diturunkan kepada hati mereka sakinah. Ia adalah ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terhimpit cobaan dan kesulitan yang menggoyahkan  hati, mengganggu pikiran dan melemahkan jiwa. Maka diantara nikmat Allah atas orang-orang yang beriman dalam situasi ini adalah, Allah meneguhkan dan menguatkan hati mereka, agar mereka senantiasa dapat menghadapi kondisi ini dengan jiwa yang tenang dan hati yang teguh, sehingga mereka tetap mampu menunaikan perintah Allah dalam kondisi sulit seperti ini pun. Maka bertambahlah keimanan mereka, semakin sempurnalah keteguhan mereka.” (Taisir al Karim: 791)

ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ

“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Taubah [9]: 26)

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al Fath [48]: 18)

Senjata Orang Beriman

Jiwa yang tenang dan hati yang teguh adalah senjata orang-orang shaleh dari sejak dahulu dalam menghadapi kondisi sulit yang mereka temui dalam kehidupan mereka.

Ashabul Kahfi adalah diantaranya. Saat mereka mengumandangkan kebenaran tauhid dan orang-orang pun berusaha untuk menyakiti mereka, sehingga mereka terusir dari tempat mereka dengan meninggalkan keluarga dan kenyamanan hidup yang sedang mereka nikmati, serta tinggal di gua tanpa makanan dan minuman, ketenangan dan keteguhanlah yang membuat mereka mampu bertahan. Allah berfirman tentang mereka,

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al Kahfi [18]: 14)

Dalam perjalanan dakwah dan jihad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita tentu ingat kisah perjalanan hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya yang mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ketika mereka berdua masuk ke dalam gua, berlindung dari kejaran orang-orang musyrik yang saat itu tengah dalam kemarahan yang memuncak dan dengan pedang-pedang yang terhunus, hingga Abu Bakar berkata, “Jika salah satu mereka menundukkan pandangannya ke arah kedua sandalnya, niscaya ia akan melihat kita.” Dalam kondisi genting itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penuh ketenangan berkata, “Bagaimana menurutmu tentang dua orang, yang Allah ketiganya.” (Lihat Shahîh al Bukhâri no: 3653, Shahîh Muslim no: 2381)

Allah berfirman:

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.” (QS. Al Taubah [9]: 40)

Kisah lain yang sangat menakjubkan adalah kisah pada hari perang badar. Musuh dalam kondisi sangat kuat dan digdaya, dengan persenjataan yang cukup lengkap di depan mata, menghadapi tentara Allah yang sedikit, persenjataan kurang dan tanpa persiapan untuk berperang. Akan tetapi ketenangan bersemayam dalam hati-hati mereka. Maka Allah memenangkan mereka dengan kemenangan yang jelas.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, “Oleh karena itu, Allah mengabarkan tentang turunnya ketenangan kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman dalam situasi-situasi sulit.” (Madâriju al Sâlikîn: 4/392 cet. Dâr al Thîbah)

Meraih Ketenangan

Jika demikian penting ketenangan dalam hidup kita, karena kesuksesan juga sangat bergantung kepadanya, maka bagaimanakah cara untuk meraih ketenangan itu? Sebagian orang mencari ketenangan dengan perbuatan sia-sia, sebagian mereka bahkan mencari ketenangan di tempat-tempat kemaksiatan. Semua itu keliru dan fatal akibatnya. Alih-alih ketenangan, semua itu justru akan semakin membuat hati diliputi kesedihan. Jika pun ketenangan didapatkannya, namun ia adalah ketenangan yang palsu dan sesaat.

Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir al Syatsry –semoga Allah menjaganya- dalam kitabnya “Hayâtu al Qulûb” menyebutkan arahan-arahan yang terdapat dalam al Qur`an dan sunnah untuk meraih ketenangan tersebut:
Berkumpul dalam rangka mencari ilmu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada:

« مَا اجتمعَ قَوم في بيت من بُيُوتِ الله تباركَ وتعالى يَتْلُونَ كتابَ الله عزَّ وجلَّ ، ويَتَدَارَسُونَهُ بينهم ، إِلا نزلت عليهم السكينةُ ، وَغَشِيَتْهم الرحمةُ ، وحَفَّتْهم الملائكة ، وذكرهم الله فيمن عنده »

“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca Kitabullah azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah, rahmat akan meliputi mereka, para malaikan akan mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka dihadapan malaikan yang berada di sisi-Nya.” (HR Muslim no. 2699)
Berdoa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah mengulang-ulang kalimat doa berikut dalam perang ahzab:

فَأَنْزِلَنَّ سَكِيْنَةً عَلَيْنَا   وَثَبِّتِ الأَقْدَامِ إِنْ لَاقِينَا

“Maka turunkanlah ketenangan kepada kami

            Serta teguhkan lah kaki-kaki kami saat kami bertemu (musuh)”

Maka Allah memberikan mereka kemenangan dan meneguhkan mereka.
Membaca al Qur`an.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ »

“Ia adalah ketenangan yang turun karena al Qur`an.” (HR Bukhari: 4839, Muslim: 795)
Memperbanyak dzikrullah.

Allah berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du [13]: 28)
Bersikap wara’ (hati-hati) dari perkara syubhat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْبِرُّ مَا سَكَنَتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَالإِثْمُ مَا لَمْ تَسْكُنْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَلَمْ يَطْمَئِنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَإِنْ أَفْتَاكَ الْمُفْتُونَ

“Kebaikan itu adalah yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentram kepadanya. Sementara dosa adalah yang jiwa meresa tidak tenang dan hati merasa tidak tentram kepadanya, walaupun orang-orang mememberimu fatwa (mejadikan untukmu keringanan).” (HR Ahmad no. 17894, dishahihkan al Albani dalam Shahîh al Jâmi no: 2881)
Jujur dalam berkata dan berbuat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ 

“Sesungguhnya jujur itu ketenangan dan dusta itu keragu-raguan.” (HR Tirmidzi no: 2518)

Begitu pun semua ketaatan kepada Allah dan sikap senantiasa bersegera kepada amal shaleh adalah diantara faktor yang akan mendatangkan ketenangan kepada hati seorang mukmin. Jika kita selalu mendengar dan berusaha untuk mentaati Allah dan rasul-Nya, maka hati kita akan kian tenang dan teguh. Allah berfirman:

“…Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (QS. An Nisâ [4]: 68)

Saudaraku, jika kita dapat mempertahankan ketenangan hati sehingga senantiasa teguh berada dalam jalan Allah, apa pun yang terjadi kepada kita, maka bergembiralah, karena kelak saat kita meninggalkan dunia yang fana ini, akan ada yang berseru kepada kita dengan seruan ini:

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al Fajr [89]: 27-30) (Lihat Hayâtu al Qulûb: 90-91)

Wallâhu ‘alam, wa shallallâhu ‘alâ nabiyyinâ Muhammad.

[Meteri ilmiah dalam tulisan ini banyak diispirasi oleh Kitab Madâruju al Sâlikîn karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh, cet. Dâr al Thîbah dan Kitab Hayâtu al Qulûb cet. Dâr Kunûz Isybîliyâ karya Syaikhunâ Dr. Sa’ad bin Nâshir al Syatsry hafidzahullâh]

Riyadh, 27 Jumada Tsani 1433 H

Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc (Alumni Universitas Al Azhar Mesir dan da’i di Maktab Jaliyat Bathah Riyadh KSA)

Read more...

10 Mei 2012

Yang beruntung


^__^ langit yang cerah,,,biru muda dengan awan bertumpuk tumpuk seperti kapas di dalam plastik,,,angin sepoi-sepoi yang menyejukkan hati,,,ditambah dengan ketenangan dan kelapangan hati yang dianugerahi Allah,,ah,,indah nian hari ini teman,,,

teman, umurku semakin bertambah tapi kata teman-temanku wajahku justru bertambah muda (hoho hanya intermezo teman :p), alhamdulillaah 'ala kulli haal,,segala puji bagimu ya Allah dalam setiap keadaan.

begini teman,akhir akhir ini aku heran dengan diriku sendiri, entah kenapa aku tiba-tiba menjadi penasehat pernikahan atau penasehat pasangan yang akan menikah. entah dari mana mulanya, beberapa temanku yang keadaan rumah tangganya di ambang kehancuran justru datang bercerita dan mencari solusi padaku, begitu juga dengan teman-temanku yang akan menikah dan mempunyai masalah dengan pasangannya juga datang berkonsultasi kepadaku, kenyataannya teman aku belum menikah dan aku tidak begitu punya pengalaman soal lelaki.

satu persatu kudengarkan dengan seksama persoalan mereka dan pada akhirnya dari semua persoalan itu aku dapat menyimpulkan bahwa mereka salah persepsi dalam memilih pasangan.

Allahu Akbar benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam 

wanita itu dipilih karena empat hal, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. maka pilihlah agamanya karena kamu akan beruntung.
(Hr. Bukhori dan Muslim)

pilihlah agamanya maka kamu akan beruntung. aku tidak hendak mengatakan bahwa aku adalah wanita solehah atau yang bagus agamanya teman dan tidak hendak pula menggurui karena sesungguhnya aku belum berpengalaman dalam masalah ini, namun aku hanya hendak menyampaikan sesuatu yang aku ketahui itu saja teman.

sekali lagi, pilihlah agamanya maka kamu akan beruntung. orang yang dikatakan beruntung ketika memilih pasangan adalah orang yang mengutamakan agama dalam pemilihan itu. meskipun, faktor kecantikan/ketampanan, kemapanan dan kedudukan boleh menjadi faktor lainnya dalam memilih tapi utamakanlah dulu agamanya.

salah seorang temanku yang pernikahannya di ambang perceraian, mengatakan padaku bahwa dia memilih pasangannya dulu atas dasar agama, namun yang dia maksudkan agama disini adalah pasangannya mengerjakan sholat 5 waktu. kenyataannya teman, pengertian agama itu tidak semata-mata menyangkut apakah seseorang itu melaksanakan sholat atau tidak, namun juga menyangkut hal lainnya yang justru itulah poin sebenarnya, misal bila lelaki apakah dia sholat 5 waktu tepat waktu dan berjamaah di masjid? apakah dia rajin menuntut ilmu agama dan berusaha mengimplementasikan ilmu tsb di dalam kehidupannya sehari-hari? apakah dia paham mengenai hukum-hukum syariat, misal cara sholat sesuai dengan tuntunan nabi atau hal-hal berbau bid'ah yang dilarang agama untuk diikuti? atau bila wanita apakah dia telah menutup auratnya dengan benar? apakah dia dari keluarga yang baik-baik dan subur kandungannya? apakah dia rajin menimba ilmu agama dan paham tentang hukum agama?

inilah teman, maka ketika teman saya tadi mendapatkan pasangannya berzina dengan orang lain, dan pasangannya rajin sholat 5 waktu, pertanyaannya adalah apakah sholatnya udah benar dan apakah dia paham bahwa zina itu dosa besar dan apakah di hatinya tidak ada rasa takut lagi kepada Allah?

maka sekali lagi teman, inilah kenapa orang yang memilih pasangannya karena agama maka dia adalah orang yang beruntung. orang yang beragama adalah orang yang memiliki rasa takut sedemikian besar kepada Allah dan rasa cinta yang sedemikian besar kepada Allah. sehingga dengan rasa takut ini dia dapat menahan diri dari mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan dan dengan rasa cinta ini dia akan sepenuh hati dan bersungguh dalam beribadah kepada Allah dan dalam menuntut ilmu agama.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda

Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya.
(HR Ahmad)

bagaimana mungkin seorang wanita yang tidak paham soal agama dan tidak taat dalam beribadah kepada Allah bisa menyejukkan pandangan suaminya, taat kepada suaminya dan selalu menjaga kehormatan suaminya.

teman, bayangkanlah saat ini betapa banyak para istri yang tidak pandai menjaga kehormatan suaminya dengan memamerkan foto-foto di dunia maya, yang dimana wajah sang istri tadi hanya milik suaminya semata dan hanya suaminya yang berhak menikmatinya. bagaimana mungkin para suami bangga melihat istrinya melakukan hal yang demikian ketika wajah istrinya di nikmati oleh banyak lelaki. bukankah ini adalah musibah besar teman,,,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda

Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.
 (HR Muslim).


bagaimana tidak seorang lelaki akan menjadi beruntung apabila di kehidupan di dunia ini dia mendapatkan perhiasan yang paling indah dari semua perhiasan yaitu wanita solehah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda 


Tiga hal keberuntungan Lelaki yaitu: istri yang shalihah; kalau engkau lihat, menyenangkanmu; dan kalau engkau pergi, engkau merasa percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartamu; kuda penurut lagi cepat larinya (kendaraan yang baik), yang dapat membawamu menyusul teman-temanmu; dan rumah besar (lapang) yang banyak didatangi tamu.
(H.R. Ahmad. Hadits yang semakna dengan ini riwayat oleh Thabarani, Bazzar dan Hakim)


tentang keberuntungan lelaki bisa dilihat pada tulisanku http://blogsweetblogiwoel.blogspot.com/2010/06/keberuntungan-lelaki.html

nah teman,,,namun demikin,,,kita jangan hanya berandai-andai ingin pasangan yang baik agamanya,,namun kita harus melihat ke dalam diri kita sendiri,,apakah kita sudah pantas untuk mendapatkan pasangan seperti itu? apakah kita sudah baik agamanya di hadapan Allah?

maka yang bisa kita lakukan sebelum kita menikah adalah kita memperbaiki diri kita semaksimal mungkin menurut kesanggupan kita, menelaah aqidah kita, kapahaman akan ilmu agama dan implementasi terhadap ilmu yang telah di dapat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda 

beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu, karena sesungguhnya Allah tidak akan jenuh hingga kamu jenuh sendiri. Dan, sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah amal yang paling langgeng meskipun sedikit
(HR Bukhari dan Muslim)

maka mulai saat ini teman, sebelum waktu yang telah tertlulis di lauh mahfuzh untuk kita menikah datang, masih ada waktu untuk menjadikan diri kita dan agama kita baik di hadapan Allah sehingga Allah akan ridho untuk memberikan pasangan hidup yang baik pula agamanya.

bukan cepat atau lambat dalam mendapatkan pasangan yang menjadi permasalahan utama teman, tapi pasangan seperti apa yang akan kau dapatkan itu jauh lebih  penting, karena itu menyangkut masa depanmu, agamamu, kehidupanmu kini dan kehidupanmu nanti setelah mati (akhirat).

percayalah teman, ikatan hati suami istri yang bertakwa yang saling mencintai karena Allah, yang taat kepada Allah, yang sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah, yang diridhoi Allah adalah ikatan hati yang paling kuat yang siapapun tak akan sanggup menghancurkannya kecuali Allah sendiri yang berkehendak.

Ya Allah berikanlah kami pasangan hidup yang terbaik dari sisi Engkau, yang Engkau meridhoinya dan kamipun ridho dengan pilihanmu, yang baik untuk agama kami, diri kami, kehidupan dunia kami dan kehidupan kami nanti setelah mati.

Allahumma aaamiinn Ya Robbal'alamiin,,,

wah istirahat jam kantor sudah selesai teman,,saatnya bekerja kembali,,,^^

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP