31 Oktober 2011

Life is Beautiful,,,



Bukankah hidup ini sangat indah teman,,,terutama bila engkau ditakdirkan Allah sering melakukan perjalanan silih berganti ke bagian bumi Allah lainnya, dilibatkan Allah dengan banyak kejadian yang membuka mata hatimu, dipertemukan dengan banyak manusia yang juga banyak memberimu pelajaran.

Inilah kehidupan kita teman, sebagaimana telah digambarkan oleh Rasulullah SAW seperti garis tegak lurus yang mempunyai banyak banyak cabang di sekitar garis tersebut. “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau membaca firman Allah, ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153) (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa’i)

Pilihan ada ditangan kita teman, ingin berada pada garis yang lurus yang Allah ridhoi atau garis-garis yang melenceng dari jalan Allah. Garis-garis tersebut adalah perjalanan hidup kita teman, sehingga pada akhirnya kelak kita akan berdekatan dan bertemu dengan satu garis final, yaitu garis kematian. Hidup ini indah teman,,sangat,,,perjalanan demi perjalanan, pertemuan demi pertemuan telah menghantarkanku pada suatu pemahaman yang amat dalam terhadap apa-apa yang telah Allah takdirkan untuk kita, sungguh teman, tawakal, kesabaran, keikhlasan dan kebaikan hanya akan membawa kita pada kebaikan-kebaikan yang tiada berujung.

Kita sering menghela nafas panjang,,,menengadahkan wajah ke langit lalu bertanya kenapa Ya Allah engkau beri orang lain lebih dulu sedangkan aku Engkau tunda terhadap apa yang aku pinta,,,dan kita seolah berharap segera mendapat jawaban dari langit karena ketidaksabaran kita dan terutama sekali karena ketidakpengetahuan kita sebagaimana Allah mengetahui semuanya.

Namun,,,waktupun berlalu,,,seakan kemudian pertanyaan kita dijawab oleh Allah dengan dipertemukannnya kembali kita dengan teman-teman kita yang dulu do’anya telah dijawab lebih dulu, dan rupanya roda kehidupan telah berputar tanpa kita sadari putarannya,,,ketika teman-temanmu kemudian bercerita dengan air mata, bahwa terkabulnya sebuah do’a juga mengandung konsekuensi yaitu cobaan. Dan kemudian bergetarlah hati kita karena tersadarlah kita bahwa jikalau dulu kita diberi juga, apa yang kemudian akan terjadi pada kita sedangkan pada saat itu kita sedang berada pada titik kebodohan dengan ilmu agama yang amat teramat sedikit, ah Allah Rabbku,,,,kenapa kami hanya bisa menyalahkanmu dan berprasangka buruk kepadaMu,,,

Itulah sebuah kasih sayang Allah teman,,,pembelajaran,,,itu sebenarnya yang hendak Allah beritahukan pada kita, agar kita tidak jatuh pada jurang yang dalam, agar tidak belok pada jalan yang salah, agar kita pantas menerima sesuai dengan apa yang kita pinta,,maka Allah beri kita penundaan untuk sebuah pembelajaran sebelum akhirnya kita diberi,,,Subhanallaah,,Maha Suci Engkau Ya Allah,,,tidaklah Engkau mentakdirkan segala sesuatu dengan sia-sia.

Bukankah hidup ini indah sangat teman,,hidup yang sebenarnya amat sangat sebentar ini,,

Dan lihatlah langit yang amat luas itu hari ini teman,,pandanglah keindahannya dengan perasaan tawakal kepada Allah,,bukankah sebenarnya dalam hiruk pikuk dunia yang sangat menyesakkan dada masih ada tempat untuk mata melihat sesuatu yang lapang tanpa keributan, penuh kesejukan, kehangatan dan ketenangan.



Dan kemudian,,,hidup ini memang sangat indah kan teman,,,, J

Read more...

15 Agustus 2011

Ulil Albab

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Ali Imron 190-191)

Di suatu sore dipinggir pantai tak sengaja ku melihat seorang teman sedang duduk sendiri di sebuah kursi kayu agak panjang yang menghadap ke arah pantai. Aku melihatnya begitu khusyuk menikmati deburan ombak dengan suara yang bergemuruh gagah, sedang diatasnya langit menampakkan lukisan sore hampir senja. Pantai ini memang indah, lukisan alam apapun yang mengelilinginya benar-benar menampakkan kesempurnaan yang mencipta Allah 'azza wa jalla. suatu hari nanti di suatu senja setelah akad nikah, aku akan mengajak suamiku ke sini berdua, aku ingin menungkapkan sesuatu padanya, sesuatu yang tersimpan di dalam hatiku namun aku hanya ingin mengungkapkannya setelah aku dan dia halal di hadapan Allah (aamiin ya robbal'alamiin)

Sepertinya temanku sedang memikirkan sesuatu yang amat dalam. Aku sengaja tidak menghampirinya, aku hanya melihatnya dari jarak yang agak jauh, aku mencoba mencari kursi kayu dan ikut memandang apa yang dia pandang, sesekali kulihat dia yang masih memandang pantai tanpa pernah menoleh ke kanan atau ke kiri, dia bahkan tidak sadar kalau aku mengawasinya dari tadi. Orang-orang yang lewat atau berlari di hadapannya pun tak memalingkan dia dari pandangannya. 

Tanpa sadar aku juga terbawa perasaan memandang deburan ombak yang warna airnya sudah mulai keemasan menandakan bahwa senja sudah hampir tiba. Tiba-tiba ada perasaan rindu, rindu kepada Allah ‘azza wa jalla dan rindu pada kampung akhirat membayangkan di sana berkumpul dengan Rasulullah Salallahu ‘alaihiwasalam, para sahabat dan orang-orang soleh, meski aku tidak tau apakah kelak aku akan berkumpul dengan mereka tapi perasaan rindu yang amat sangat itu menelusup di dasar hati yang paling dalam.

Teman, hidup ini benar-benar suatu yang tak pasti, percayalah. Hari ini kita lihat begini, besok kita bisa saja melihat sesuatu yang lain terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Kita adalah makhluk yang mengetahui sesuatu hanya sedikit, sedikit sekali bagaikan jari yang dicelup ke dalam samudera, dan sisa air di jari kita itulah pengetahuan yang kita miliki. Sedangkan Allah...Allah maha mengetahui segala sesuatu, mulai dari awal penciptaan kita hingga akhir dari kehidupan kita.

Maka lewat banyak kejadian Allah beri kita hikmah yang dalam, sekaligus untuk mengingatkan kita bahwa Allah lah yang maha tahu akan segala sesuatu, libatkanlah Dia dalam keadaan apapun. Maka banyak kejadian-kejadian yang akhirnya tak terduga yang harus kita lewati kemudian hikmah datang menjadikan kita orang yang lebih paham, menjadi orang yang berpikiran cerdas (ulil albab).

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (ulil albab). (Al Baqarah 269)

Aku sungguh penasaran apa sebenarnya yang dipikirkan temanku hingga ia memilih datang duduk dipinggir pantai dan menyendiri di sana. Namun apapun itu semoga ia mendapatkan hikmah dari Allah. aku melihat jam tanganku, sudah dekat waktu maghrib ketika aku melihat akhirnya dia tersenyum sendiri dan melepaskan pandangan ke atas langit, seolah-olah dia telah menemukan jawaban atas permasalahannya. Seketika itu pula dia menyadari bahwa aku sedang melihatnya, dia cepat mengenali bahwa itu aku meski jarak duduk antara aku dan dia cukup jauh. Aku tersenyum padanya, dia hanya memandangku terheran-heran tanpa menghampiriku. Aku juga tak berniat menghampirinya mungkin dia masih ingin berlama-lama dengan RabbNya, aku tak mau mengganggu kemesraan antara hamba dan RabbNya, maka aku beranjak dari tempat dudukku.

Teman, sungguh kepastian itu hanya ada di akhirat, sungguh dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, sungguh kekekalan hidup itu hanya di akhirat, sedang dunia hanyalah fatamorgana dan sementara. Maka jangan terlalu larut dalam kesedihan, kepayahan dan janganlah hal itu menjadikan hatimu berpaling dari Allah, karena sesungguhnya bila engkau bertakwa pada Allah kemudian Allah beri musibah atau ujian, ketahuilah akan selalu ada hikmah yang dalam untuk kehidupan dunia dan akhiratmu dan itu hanya sebentar setelah itu Allah pasti akan beri pertolongan, asalkan engkau selalu libatkan Allah dalam segala hal.

Ah..Allah..Rabbku yang maha satu...bagaimanakah surga yang hijau itu bila memandang deretan pohon nyiur di pinggir pantai saja aku sudah begitu takjubnya, bagaimanakah surga yang mengalir sungai di bawahnya bila memandang deburan ombak saja aku sudah begitu takjubnya.

Sedang pertanyaanku padaMu adalah apakah aku akan masuk ke dalam surga itu?

Read more...

25 Juli 2011

Ketika


Teman, aku belum pernah merasa terhempas seperti tak ada arti sebelum aku duduk di majelis bersama orang-orang yang soleh dan berilmu seperti siang kemaren. Selama 5 bulan aku mencari pengajian orang-orang yang berusaha menjadikan diri mereka salaf, akhirnya aku menemukan sebuah masjid di mana mereka bisa berkumpul untuk tholabul ‘ilmi.

Siang yang panas namun sejuk karena angin yang cukup berhembus, aku niatkan berangkat mencari majelis yang telah lama kucari ini. Akhirnya kutemukan sebuah masjid kecil, di dekat pantai di kelilingi rumah-rumah penduduk nan sederhana dan pohon nyiur yang berbaris tinggi menjulang, sejuk sekali rasanya berada di sana. Sebuah tempat yang pertama kali kusinggahi mesipun telah puluhan tahun aku berlalu lalang di kotaku sendiri.

Rupanya aku tepat waktu, Ustadz Miftah baru saja membuka pengajian ketika aku tiba di masid itu. Aku sengaja duduk di belakang di dekat pintu karena baru pertama kali datang aku merasa malu dan segan dengan akhwat-akhwat di sana. Aku memandangi semua akhwat yang hadir di sana, tiba-tiba suasana haru merasuki hatiku, Rabbi...aku rindu sekali suasana majelis seperti ini, suasana dulu yang aku dapatkan ketika masih di Jogja. Rupanya kehadiranku menarik perhatian mereka, karena pengajian sudah di mulai, mereka hanya  melihatku dan tersenyum ke arahku sambil berbisik kecil “Assalamu’alaykum”. Aku tersenyum rasanya hatiku bahagia dan tenang sekali.

Ketika pengajian sudah selesai, semua akhwat itu tiba-tiba mendatangiku, menyapaku dan menyalamiku dengan ramah, Subhanallah Allahuakbar, aku tiba-tiba tertegun, rasa-rasanya sudah lama aku tidak merasakan suasana persaudaraan seperti ini. Lama...sekali..entah kapan terakhir, aku lupa.

Ketika sedang membicarakan tentang sebuah buku, aku tertarik dan ingin membeli buku yang serupa. Namun ada yang membuat hatiku tertegun ketika akhwat ini menyebutkan nama seorang ikhwan yang biasa menyuplai penjualan buku, aku rasanya mengenal ikhwan ini, aku pastikan lagi bahwa ikhwan yang aku maksudkan ini sama. Rupanya benar..Allahu Akbar..teman.....tau kah engkau, bahwa ikhwan ini adalah anak orang berada di kotaku,dia juga lulusan universitas yang cukup ternama, secara fisik dia cukup tampan. Maksudku adalah teman, aku sangat tertegun karena ketika dia mengenal ilmu, dia tidak begitu tertarik dengan hingar bingar kemewahan dunia, dia bahkan rela hanya membuka toko kecil yang menjual kurma, buku, obat-obat herbal. Kalau dia mau dengan keadaan orang tuanya, keadaan fisiknya dan latar belakang pendidikannya, dia bisa bekerja di sebuah tempat yang bergengsi namun dia cukup khwatir itu semua akan melupakannya pada Allah dan membuatnya sibuk sehingga waktu untuk menimba ilmu akan berkurang.

Subhanallaah..aku seperti terhempas ke sebuah tempat yang kosong, menjadi tak ada arti di hadapan Allah, bagaimana mungkin di kotaku yang terkenal dengan kehidupan yang konsumtif dan gengsi masih ada lelaki seperti ini, masih ada rupanya...sungguh..sungguh...apa yang telah kudapat, apa yang telah kumiliki tak ada arti dibanding keadaannya yang penuh cinta kepada Allah.

Aku memandangi hijab tinggi yang ada dihadapanku, satu persatu akhwat yang ikut pengajian itu pulang dan aku masih tertegun, terdiam, masih antara percaya dan tidak percaya dengan cerita ikhwan ini.

Ya Allah...selama ini aku sering membatin sendiri betapa beruntung teman-temanku yang mendapat suami yang berpendidikan tinggi dan berkecukupan, namun hari ini Engkau telah menyadarkanku, menyentakkan hatiku hingga bibirku tak mampu berkata, sungguh Ya Allah...wanita yang Engkau takdirkan menjadi istri lelaki inilah adalah wanita yang sangat beruntung di dunia dan akhirat. Beruntungnya wanita yang memiliki suami seperti dia, meski hidup sederhana dan mungkin dikucilkan masyarakat karena pilihan hidupnya, namun apalah arti semua itu Ya Allah di bandingkan dengan besarnya kecintaannya kepadaMu, ketulusannya dalam beribadah kepadaMu dan kekuatan keteguhan hatiNya untuk selalu berada di atas ilmu, di atas jalanMu yang Lurus yang Engkau ridhoi.

Aku tersentak dari lamunanku ketika tiba-tiba ada seorang umahat yang menegurku “pulang yuk ukht” aku memandangi mata umahat itu dengan lekat, kenapa matanya teduh sekali, dia tersenyum dan berkata “Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu”. eh? Aku tiba-tiba kaget seolah dia bisa membaca pikiranku.

Dalam perjalanan pulang aku tersenyum..ah..sekali lagi..terima kasih Ya Rabb..Engkau telah menolong agar imanku hidup kembali, giroh untuk beribadah dan tholabul ‘ilmi membara kembali di dalam jiwa.

Sungguh Ya Allah Ya Tuhanku..Engkau Maha Menggerakkan semuanya.

Read more...

05 Juli 2011

Pilihan Allah adalah yang terbaik


Tidak ada kenikmatan dalam hidup melebihi merasakan manisnya iman. teman, hanya orang yang hatinya teguh dan penuh dengan rasa cinta kepada Allah lah orang-orang yang selalu diberikan pilihan terbaik oleh Allah, karena apa-apa yang diminta oleh seorang hamba yang terbaik dari sisi RabbNya tiada lain cara mendapatkannya dengan bertakwa sepenuh hati dan sungguh-sungguh kepada Allah.

Rasulullah Salallahu 'alaihi wassalam bersabda: Janganlah kamu menganggap lambat datangnya rezeki , sebab malaikat Jibril menyampaikan kepadaku bahwa salah seorang diantara kamu tidak akan dapat keluar dari dunia ini  , kecuali telah menyempurnakan rejekinya.  Oleh karena itu hendaklah engkau takut kepada Allah , wahai sekalian manusia. Dan usahakanlah dalam mencari rejeki dengan jalan yang baik. , Maka apabila salah seorang diantara kamu menganggap bahwa rejekinya lambat  , janganlah kamu mencari dengan cara berbuat ma’siat kepada Allah , Sebab anugerah dari sisi Allah hanya bisa didapat dengan menaatiNya. ( HR. AL Hakim )


demikian juga masalah jodoh atau pasangan hidup teman, ia merupakan bagian rezeki dari Allah 'azza wa jalla. beberapa hari ini, sebenarnya sih udah beberapa waktu yang cukup lama, aku banyak mendapatkan teman-temanku yang telah menikah namun sebelumnya mereka berpacaran, mengeluhkan rumah tangganya tidak bahagia.

seperti apapun usaha mereka menyembunyikan ketidakbahagiaan itu dengan tipuan kebahagiaan palsu, tetap saja hati tidak akan pernah berbohong. salah satu temanku bahkan sepertinya menyesali pernikahan yang telah ia jalani padahal dulu seingatku sewaktu berpacaran, sepertinya istrinya tidak ada celah keburukan di matanya, namun aneh setelah menikah dia justru gelisah dan menyesali. sungguh hal yang hampir tidak bisa masuk di akalku.

beda lagi dengan temanku yang menikah dengan cara yang benar-benar terjaga tidak dimulai dengan pacaran, namun dilakukan dengan cara yang insyaAllah di ridhoi Allah, setiap dia bercerita sepertinya cintanya kepada suaminya semakin bertambah dan bertambah, sungguh membuatku sangat jeaolus dengan kehidupan rumah tangganya ( semoga nanti aku juga seperti itu setelah menikah ^^ ). 

suatu hari aku bertanya kepadanya, kenapa kau begitu bahagia saudariku? sungguh aku sangat jeaolus melihatmu begitu mencintai suamimu saat ini. maka dari sana tersadarlah aku bahwa setiap lantunan do'anya dia hanya meminta satu saja " Ya Allah Ya Tuhanku, berikanlah aku suami yang terbaik dari sisi Engkau, yang Engkau ridhoi"

aku mengingat-ngingat rupanya temanku ini berdo'a seperti do'anya nabi Zakariya ketika meminta seorang anak kepada Allah, ya dan Allah mengabulkan do'a tersebut kemudian memberikan anak yang soleh bernama Yahya. Subhanallaah....
Dalam Surat Maryam ayat 5 -7 Allah berfirman:

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera.

yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.

Allahu Akbar...sungguh...sungguh yang terbaik hanyalah dari sisi Allah...maka teman, lihatlah pada dirimu, apabila engkau mencari segala sesuatu dengan bermaksiat kepada Allah maka ketahuilah teman, apapun yang engkau dapatkan, entah apakah itu harta, kekayaan, jabatan, suami, istri, itu semua bukanlah lah dari sisi Allah karena engkau mendapatkannya dengan jalan bermaksiat. dan teman, berhati-hatilah karena sesuatu yang bukan berasal dari sisi Allah tidak akan pernah membawa keberkahan hidup, apabila keberkahan hidup telah hilang, maka jangan pernah kau berharap datangnya kebahagiaan sejati dalam hidupmu. dan silahkan menikmati hidupmu dalam kebahagiaan semu.

dan mulai sekarang teman, apabila engkau sangat merindukan seorang pujaan hati yang taat dan bertakwa kepada Allah, maka sekali lagi teman, tiada lain cara mendapatkanya, hanya dengan bertakwa kepada Allah dan menaatiNya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. dan satu lagi kuncinya teman, bersabarlah dalam bertakwa kepada Allah dan berprsangka baiklah selalu kepada Allah, mintalah kepadaNya dengan perasaan harap dan cemas, dan kemudian tunggulah teman, Allah akan memenuhi janjiNya....

bagaimana teman, siap ??? Bismillaah ^__^

Read more...

20 Juni 2011

Tak selalu


Hidup pada akhirnya tidak selalu sesuai dengan idealis kita, begitulah teman dan kebanyakan memang begitu.

Minggu siang ini Qodarullaah aku bertemu dengan teman satu kampus dan satu perjuangan dulu di sebuah masjid karena ada pengajian para akhwat di sana. Sebuah pertemuan yang mengharukan karena sudah 3 tahun kami tidak bersua.


Ada yang berbeda dari temanku ini, aku menatapnya nanar bertanya-tanya di manakah badannya yang berisi dulu? Kenapa dia kurus dan pucat sekali? Aku merangkulnya erat, aku rindu sekali padamu saudariku, lalu apa yang telah terjadi padamu?

Setelah selesai pengajian, kami duduk di pelataran masjid, menunggu dia untuk bercerita, dan sudah kuduga dia memang ingin bercerita sesuatu padaku. Dengan wajah yang murung dan hati penuh kegundahan dia bercerita bagaimana tekanan yang dia dapatkan ketika hingga saat ini dia belum mendapatkan pekerjaan yang tetap ditambah tekanan belum menemukan pendamping hidup yang pas di hatinya, sekali lagi yang pas di hatinya. Rupanya dia menjadi sangat kurus karena tekanan yang menumpuk di pundaknya.

Kami diam sejenak memandang langit biru yang terhampar sejauh pandangan mata, dia tiba-tiba bertanya masalah cinta, apakah kita hanya bisa mencintai seseorang hanya sekali seumur hidup ukhti? Aku menatapnya sejenak, kulihat dia menghembuskan nafas panjang, aku tersenyum dan merangkulnya, tidak teman kita bisa mencintai siapa saja yang Allah kehendaki tidak hanya seseorang.

Dia merunduk sedikit tersenyum, aku terus menatapnya mencoba menembus kedalaman hatinya yang sedang terluka. Maka sekali lagi aku sadari bahwa hidup ini tidak selalu sesuai dengan idealis kita, dia menimpa siapa saja yang Allah kehendaki, datang tiba-tiba tanpa terduga, tidak peduli apakah hati kita siap atau tidak, maka pada saatnya harus terjadi maka terjadilah takdir itu.

Ah saudariku.....bukankah hati itu berada di antara jari jemari Allah maka mintalah padaNya hati yang kuat, hati yang tidak gampang terlena dan lemah karena sebuah luka, mintalah pada Allah saudariku...Allah akan mengabulkan percayalah...

Jam hampir menunjukkan masuk waktu sholat ‘ashar ketika dia pamit untuk pulang duluan, aku masih duduk di pelataran masjid dan terus menatap tubuh yang sangat kurus itu hingga hilang dari pandangan mataku.

Adzan pun berkumandang, begitu syahdu, mataku sudah basah, aku tiba-tiba rindu pada sosok ibunda Khodijah ra, rindu...rindu...sekali....

Read more...

07 Juni 2011

Di bawah langit


pagi yang sejuk nan cerah. langit di kota ini berwarna sangat biru, awannya pun berwarna sangat putih. kota ini memang masih asri dan bersih, begitulah teman, keindahan langitpun ikut terjaga.

sejenak aku berfikir, masih adakah manusia yang mungkin terus menyadari bahwa setiap hari, setiap menit, setiap detik, ketika mereka berlalu lalang mengejar waktu, bahwa mereka, kita, berada di bawah langit.

ya teman, begitulah, kita diletakkan oleh Rabb kita sang Maha Raja diraja, di bawah langit, karena sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, posisi kita di hadapan Allah hanyalah sebagai hamba. sebagai hamba !

tapi lihatlah bagaimana kita berprilaku, sejauh ini, kebanyakan kita tidak sadar bahwa kita sekaya apapun, sehebat apapun, se- apapun kita, kita tetaplah berada di bawah langit, sebagai hamba. sayang disayang, kita menyaksikan dengan mata dan akal pikiran kita betapa banyak manusia sombong yang berkeliaran, berjalan dengan seonggok harta haram, tak pernah sadar atau mungkin tidak mau tau bahwa dia ada di bawah langit, bahwa dia bukanlah berada di atas tapi selalu berada di bawah, di bawah langit yang dimiliki oleh Allah sang Maha Kuasa.

dan teman, dengan segala yang telah kita miliki, kita tetap saja sebagai hamba bagi Allah,bagaimanapun kita menjadi orang di bumi ini, kita tetap saja hanyalah sebagai hamba, kita tetap saja berada di bawah langit Allah. maka posisikanlah diri kita dalam bersikap layaknya seperti hamba di hadapan Allah.


“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran)
Dengan (membawa) kebenaran.
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya”

(Al Qur’an surat Az Zumar : 2)


“Katakanlah : " Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah
Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”

(Al Qur’an surat Az Zumar : 11)


“Katakanlah : " Hanya Allah saja yang aku sembah
Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku"

(Al Qur’an surat Az Zumar : 14)

Read more...

20 Mei 2011

Catatanku


Jam hampir menunjukkan pukul 1 pagi ketika aku sedang menulis ini. teman, beberapa hari ini aku benar-benar merasa bahwa apa yang Allah janjikan bahwa kemenangan itu hanya bagi hamba-hambaNya yang bertakwa benar adanya, sungguh teman benar !

teringatku selama hampir setengah tahun ini aku bersama sahabat-sahabatku begitu berat untuk beristiqomah di Jalan Allah, karena tiba-tiba kami merasa tidak siap dengan peringatan dari Rasulullah Salallahu 'alaihiwassalam bahwa Islam itu asing dan akan kembali asing. ketika tanpa kami sadari bahwa pakaian dan jilbab kami yang panjang dan lebar akhirnya sampailah di suatu masanya akan dianggap asing oleh orang-orang.

mengganti pakaian dan memendekkan jilbab? tidak teman, kami belum selemah itu, namun bukan perkara gampang untuk bisa bersikap biasa dengan penuh kesabaran untuk melewati ujian ini. tapi itulah kami, orang muslim dan mudah-mudahan sudah menjadi mukmin di hadapan Allah, orang muslim itu bersaudara, seperti jari jemari yang menyatu begitu kata Rasulullah SAW, seperti satu tubuh, ketika yang satu merasa sakit maka yang lainpun merasa sakit.

maka kamipun sakit bersama-sama dan saling menguatkan agar tetap yakin akan janji kemenangan yang akan diberikan Allah, saling mendo'akan akan keimanan kami. dan taukah teman, kami tidak berada di satu tempat yang sama tapi kami berada ditempat-tempat yang berbeda, menyebar di penjuru bumi Allah.

namun itulah kami, orang muslim, saling mencintai karena Allah, saling merindu karena Allah, saling mendukung karena Allah. semua karena Allah, hanya karena Allah.

maka seiring waktu berjalan kami berjanji pada masing-masing kami, bahwa prinsip tidak boleh goyah, walau kondisi seakan seperti sampah yang terseret dalam arus gelombang yang entah tidak tau ke mana arusnya, tapi itulah gunanya kami disebut saudara sesama muslim, tak berhenti kami saling mengingatkan bahwa agama harus tegak, hati harus teguh, jasad harus kuat.

dan kini, mungkin kami masih bagai orang asing yang aneh dengan pakaian dan jilbab kami, tapi benarlah kata Rasulullah Salallahu 'alaihi wassalam bahwa kemenangan itu datangnya bersamaan dengan kesabaran. kini teman, kami mulai berceloteh dengan senyum yang manis, dengan sedikit gelak kemenangan, bahwa kami diakui di tempat masing-masing kami berada, entah di pekerjaan, entah di lingkungan rumah dan lingkungan lainnya.

tiba-tiba orang-orang bersikap manis kepada kami, menaruh kepercayaan pada kinerja kami, maka kami sepakat bahwa pertolongan Allah telah datang akhirnya.

dan tentang pendamping hidup.....rupanya cahaya itupun telah tampak :)

subhanallahi walhamdulillahi 

Read more...

17 Maret 2011

Terima kasih Ya Rabb... ^________^

Tiada perasaan yang lebih melapangkan jiwa dan membahagiakan hati selain perasaan bersyukur, kemudian bersyukur, kemudian bersyukur dan terus bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Allah berikan. benarlah Imam As-Syafi’i pernah berkata bahwa jika hatimu penuh dengan rasa qonaa’h maka sesungguhnya engkau dan seorang raja di dunia ini sama saja”.

benar teman, menikmati hari-hari dengan bersyukur dan merasa cukup serta ridho dengan segala apa yang telah Allah tentukan untuk kita, membuat wajah menjadi berseri-seri, bibir selalu nampak tersenyum yang tiada lain buah dari kelapangan jiwa dan hati yang bahagia.

dan perasaan itu sangat membuncah pagi ini, sambil mengendarai motor pergi ke balai  kementerian pagi ini, menikmati gerimis kecil dan angin pagi yang sejuk, melewati jalan-jalan lebar dengan pohon nyiur yang tinggi menjulang, pohon cemara yang tersusun rapi dipinggir-pinggir jalan, betapa nikmatnya, beda sekali ketika melewati semua ini dengan perasaan tanpa rasa syukur.

menyapa dengan ikhlas teman-teman di balai dan melaksanakan amanah kerja dengan sebaik-baiknya sambil mengharap ridho Allah, membuat hati menjadi ringan dan bahagia menjalankan semua aktifitas. bahkan orang-orang yang menampakkan iri dengki dengan kita terasa tak berarti, karena rasa syukur tadi mendorong kita untuk menjadi qona'ah tak tertarik untuk sikut menyikut hanya demi lembaran uang atau pengakuan dari atasan. tidak, cukuplah Allah bagiku, cukuplah Allah pemberi rizky bagiku, cukuplah Allah sebagai penilai bagiku dan cukuplah Allah sebagai penolongku.

terima kasih untuk semua ini Ya Rabb.. terima kasih untuk semua perjalanan ini yang telah menjadi tempaan bagiku, musim panas kehidupan, musim dingin kehidupan, musim gugur kehidupan dan musim semi kehidupan yang telah Engkau datangkan silih berganti padaku, yang telah aku lewati cukuplah menjadi pendidikan langsung dariMu yang sangat berharga, terima kasih atas hidayah ini Ya Allah...

Alhamdulillaah ^_______^

Read more...

07 Maret 2011

Sejenak


Dalam desiran ombak dan nyanyian burung yang bersahutan,
kumerasakan sebagai alunan tasbih yang mendesah,
memuji kebesaran Allah

Sentuhan lembut rintik hujan,
dan daun yang berjatuhan karena takut pada kebesaran Tuhan,
menggetarkan setiap nadi dan urat syaraf yang terkadang lupa walau hanya sekedar untuk mengingatNya

Diamlah sejenak teman,
hanya untuk menyapa Tuhan kita

Diamlah sejenak teman,
hanya untuk mengingat kebesaran Tuhan kita

Diamlah sejenak teman,
hanya untuk menangisi dosa-dosa kita

Read more...

11 Februari 2011

merantau

merantau, aku termasuk jenis manusia yang senang merantau. setelah tamat SMA aku memulai perjalanan merantauku untuk menghisap ilmu di tanah lain, belajar hikmah di belahan bumi Allah yang lain. bertahun-tahun lamanya aku jauh dari orang tua yang kadang aku pulang 1 atau 2 tahun sekali ke rumah ya tiada lain pulang di hari lebaran.

dan kini setelah bertahun-tahun itu, disuatu ketika aku berikhtiar untuk memutar roda kehidupanku pada keadaan yang lebih baik, aku mengikuti tes pada suatu departemen pemerintahan yang cukup bergengsi, yang impikan oleh banyak orang, maka aku mengambil bagian di sana, Bismillaah itulah modalku, dan takdir terbuka, namaku tertulis di sana, ya, ada namaku yang dinyatakan lolos untuk masuk ke dalam sistem pemerintah kementerian itu.

maka aku harus siap menerima resiko ditempatkan dimanapun di seluruh Indonesia. maka aku berfikir kembali, Ya Rabb....ke mana lagi aku akan merantau, bumiMu mana lagi yang akan ku tuju....dan setiap malam dalam masa penantian itu aku berdo'a semoga Allah menempatkan aku ditempatkan yang terbaik yang Ia Ridhoi.

dan hari itu pun tiba, Subhanallaah....tak disangka aku ditempatkan ditanah kelahiranku sendiri.
ya..akhirnya perjalanan merantau itu untuk saat ini terhenti juga, aku akhirnya pulang.

senja yang menanugi masjid dekat rumahku baru menampakkan raut merahnya ketika adzan maghrib berkumandang dengan syaduhnya...lalu di masjid ini aku terdiam sejenak berfikir, mungkin seperti inilah kehidupan dunia, hanya singgah sesaat suatu hari nanti entah kapan dan itu pasti kita akan pulang ke rumah kita yang sebenarnya.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda, “Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir (orang yang bepergian).”

ya..dan seorang perantau bagaikan seorang musafir...

lalu, masihkah kita akan lalai bahwa saat ini, hari ini, detik ini, kita hanyalah seorang musafir yang sewaktu-waktu akan dipanggil pulang oleh Sang Pemilik Jiwa kita...

sudah siapkah kita untuk pulang ?......

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP