15 Agustus 2011

Ulil Albab

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Ali Imron 190-191)

Di suatu sore dipinggir pantai tak sengaja ku melihat seorang teman sedang duduk sendiri di sebuah kursi kayu agak panjang yang menghadap ke arah pantai. Aku melihatnya begitu khusyuk menikmati deburan ombak dengan suara yang bergemuruh gagah, sedang diatasnya langit menampakkan lukisan sore hampir senja. Pantai ini memang indah, lukisan alam apapun yang mengelilinginya benar-benar menampakkan kesempurnaan yang mencipta Allah 'azza wa jalla. suatu hari nanti di suatu senja setelah akad nikah, aku akan mengajak suamiku ke sini berdua, aku ingin menungkapkan sesuatu padanya, sesuatu yang tersimpan di dalam hatiku namun aku hanya ingin mengungkapkannya setelah aku dan dia halal di hadapan Allah (aamiin ya robbal'alamiin)

Sepertinya temanku sedang memikirkan sesuatu yang amat dalam. Aku sengaja tidak menghampirinya, aku hanya melihatnya dari jarak yang agak jauh, aku mencoba mencari kursi kayu dan ikut memandang apa yang dia pandang, sesekali kulihat dia yang masih memandang pantai tanpa pernah menoleh ke kanan atau ke kiri, dia bahkan tidak sadar kalau aku mengawasinya dari tadi. Orang-orang yang lewat atau berlari di hadapannya pun tak memalingkan dia dari pandangannya. 

Tanpa sadar aku juga terbawa perasaan memandang deburan ombak yang warna airnya sudah mulai keemasan menandakan bahwa senja sudah hampir tiba. Tiba-tiba ada perasaan rindu, rindu kepada Allah ‘azza wa jalla dan rindu pada kampung akhirat membayangkan di sana berkumpul dengan Rasulullah Salallahu ‘alaihiwasalam, para sahabat dan orang-orang soleh, meski aku tidak tau apakah kelak aku akan berkumpul dengan mereka tapi perasaan rindu yang amat sangat itu menelusup di dasar hati yang paling dalam.

Teman, hidup ini benar-benar suatu yang tak pasti, percayalah. Hari ini kita lihat begini, besok kita bisa saja melihat sesuatu yang lain terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Kita adalah makhluk yang mengetahui sesuatu hanya sedikit, sedikit sekali bagaikan jari yang dicelup ke dalam samudera, dan sisa air di jari kita itulah pengetahuan yang kita miliki. Sedangkan Allah...Allah maha mengetahui segala sesuatu, mulai dari awal penciptaan kita hingga akhir dari kehidupan kita.

Maka lewat banyak kejadian Allah beri kita hikmah yang dalam, sekaligus untuk mengingatkan kita bahwa Allah lah yang maha tahu akan segala sesuatu, libatkanlah Dia dalam keadaan apapun. Maka banyak kejadian-kejadian yang akhirnya tak terduga yang harus kita lewati kemudian hikmah datang menjadikan kita orang yang lebih paham, menjadi orang yang berpikiran cerdas (ulil albab).

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (ulil albab). (Al Baqarah 269)

Aku sungguh penasaran apa sebenarnya yang dipikirkan temanku hingga ia memilih datang duduk dipinggir pantai dan menyendiri di sana. Namun apapun itu semoga ia mendapatkan hikmah dari Allah. aku melihat jam tanganku, sudah dekat waktu maghrib ketika aku melihat akhirnya dia tersenyum sendiri dan melepaskan pandangan ke atas langit, seolah-olah dia telah menemukan jawaban atas permasalahannya. Seketika itu pula dia menyadari bahwa aku sedang melihatnya, dia cepat mengenali bahwa itu aku meski jarak duduk antara aku dan dia cukup jauh. Aku tersenyum padanya, dia hanya memandangku terheran-heran tanpa menghampiriku. Aku juga tak berniat menghampirinya mungkin dia masih ingin berlama-lama dengan RabbNya, aku tak mau mengganggu kemesraan antara hamba dan RabbNya, maka aku beranjak dari tempat dudukku.

Teman, sungguh kepastian itu hanya ada di akhirat, sungguh dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, sungguh kekekalan hidup itu hanya di akhirat, sedang dunia hanyalah fatamorgana dan sementara. Maka jangan terlalu larut dalam kesedihan, kepayahan dan janganlah hal itu menjadikan hatimu berpaling dari Allah, karena sesungguhnya bila engkau bertakwa pada Allah kemudian Allah beri musibah atau ujian, ketahuilah akan selalu ada hikmah yang dalam untuk kehidupan dunia dan akhiratmu dan itu hanya sebentar setelah itu Allah pasti akan beri pertolongan, asalkan engkau selalu libatkan Allah dalam segala hal.

Ah..Allah..Rabbku yang maha satu...bagaimanakah surga yang hijau itu bila memandang deretan pohon nyiur di pinggir pantai saja aku sudah begitu takjubnya, bagaimanakah surga yang mengalir sungai di bawahnya bila memandang deburan ombak saja aku sudah begitu takjubnya.

Sedang pertanyaanku padaMu adalah apakah aku akan masuk ke dalam surga itu?

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP