25 Juli 2011

Ketika


Teman, aku belum pernah merasa terhempas seperti tak ada arti sebelum aku duduk di majelis bersama orang-orang yang soleh dan berilmu seperti siang kemaren. Selama 5 bulan aku mencari pengajian orang-orang yang berusaha menjadikan diri mereka salaf, akhirnya aku menemukan sebuah masjid di mana mereka bisa berkumpul untuk tholabul ‘ilmi.

Siang yang panas namun sejuk karena angin yang cukup berhembus, aku niatkan berangkat mencari majelis yang telah lama kucari ini. Akhirnya kutemukan sebuah masjid kecil, di dekat pantai di kelilingi rumah-rumah penduduk nan sederhana dan pohon nyiur yang berbaris tinggi menjulang, sejuk sekali rasanya berada di sana. Sebuah tempat yang pertama kali kusinggahi mesipun telah puluhan tahun aku berlalu lalang di kotaku sendiri.

Rupanya aku tepat waktu, Ustadz Miftah baru saja membuka pengajian ketika aku tiba di masid itu. Aku sengaja duduk di belakang di dekat pintu karena baru pertama kali datang aku merasa malu dan segan dengan akhwat-akhwat di sana. Aku memandangi semua akhwat yang hadir di sana, tiba-tiba suasana haru merasuki hatiku, Rabbi...aku rindu sekali suasana majelis seperti ini, suasana dulu yang aku dapatkan ketika masih di Jogja. Rupanya kehadiranku menarik perhatian mereka, karena pengajian sudah di mulai, mereka hanya  melihatku dan tersenyum ke arahku sambil berbisik kecil “Assalamu’alaykum”. Aku tersenyum rasanya hatiku bahagia dan tenang sekali.

Ketika pengajian sudah selesai, semua akhwat itu tiba-tiba mendatangiku, menyapaku dan menyalamiku dengan ramah, Subhanallah Allahuakbar, aku tiba-tiba tertegun, rasa-rasanya sudah lama aku tidak merasakan suasana persaudaraan seperti ini. Lama...sekali..entah kapan terakhir, aku lupa.

Ketika sedang membicarakan tentang sebuah buku, aku tertarik dan ingin membeli buku yang serupa. Namun ada yang membuat hatiku tertegun ketika akhwat ini menyebutkan nama seorang ikhwan yang biasa menyuplai penjualan buku, aku rasanya mengenal ikhwan ini, aku pastikan lagi bahwa ikhwan yang aku maksudkan ini sama. Rupanya benar..Allahu Akbar..teman.....tau kah engkau, bahwa ikhwan ini adalah anak orang berada di kotaku,dia juga lulusan universitas yang cukup ternama, secara fisik dia cukup tampan. Maksudku adalah teman, aku sangat tertegun karena ketika dia mengenal ilmu, dia tidak begitu tertarik dengan hingar bingar kemewahan dunia, dia bahkan rela hanya membuka toko kecil yang menjual kurma, buku, obat-obat herbal. Kalau dia mau dengan keadaan orang tuanya, keadaan fisiknya dan latar belakang pendidikannya, dia bisa bekerja di sebuah tempat yang bergengsi namun dia cukup khwatir itu semua akan melupakannya pada Allah dan membuatnya sibuk sehingga waktu untuk menimba ilmu akan berkurang.

Subhanallaah..aku seperti terhempas ke sebuah tempat yang kosong, menjadi tak ada arti di hadapan Allah, bagaimana mungkin di kotaku yang terkenal dengan kehidupan yang konsumtif dan gengsi masih ada lelaki seperti ini, masih ada rupanya...sungguh..sungguh...apa yang telah kudapat, apa yang telah kumiliki tak ada arti dibanding keadaannya yang penuh cinta kepada Allah.

Aku memandangi hijab tinggi yang ada dihadapanku, satu persatu akhwat yang ikut pengajian itu pulang dan aku masih tertegun, terdiam, masih antara percaya dan tidak percaya dengan cerita ikhwan ini.

Ya Allah...selama ini aku sering membatin sendiri betapa beruntung teman-temanku yang mendapat suami yang berpendidikan tinggi dan berkecukupan, namun hari ini Engkau telah menyadarkanku, menyentakkan hatiku hingga bibirku tak mampu berkata, sungguh Ya Allah...wanita yang Engkau takdirkan menjadi istri lelaki inilah adalah wanita yang sangat beruntung di dunia dan akhirat. Beruntungnya wanita yang memiliki suami seperti dia, meski hidup sederhana dan mungkin dikucilkan masyarakat karena pilihan hidupnya, namun apalah arti semua itu Ya Allah di bandingkan dengan besarnya kecintaannya kepadaMu, ketulusannya dalam beribadah kepadaMu dan kekuatan keteguhan hatiNya untuk selalu berada di atas ilmu, di atas jalanMu yang Lurus yang Engkau ridhoi.

Aku tersentak dari lamunanku ketika tiba-tiba ada seorang umahat yang menegurku “pulang yuk ukht” aku memandangi mata umahat itu dengan lekat, kenapa matanya teduh sekali, dia tersenyum dan berkata “Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu”. eh? Aku tiba-tiba kaget seolah dia bisa membaca pikiranku.

Dalam perjalanan pulang aku tersenyum..ah..sekali lagi..terima kasih Ya Rabb..Engkau telah menolong agar imanku hidup kembali, giroh untuk beribadah dan tholabul ‘ilmi membara kembali di dalam jiwa.

Sungguh Ya Allah Ya Tuhanku..Engkau Maha Menggerakkan semuanya.

Read more...

05 Juli 2011

Pilihan Allah adalah yang terbaik


Tidak ada kenikmatan dalam hidup melebihi merasakan manisnya iman. teman, hanya orang yang hatinya teguh dan penuh dengan rasa cinta kepada Allah lah orang-orang yang selalu diberikan pilihan terbaik oleh Allah, karena apa-apa yang diminta oleh seorang hamba yang terbaik dari sisi RabbNya tiada lain cara mendapatkannya dengan bertakwa sepenuh hati dan sungguh-sungguh kepada Allah.

Rasulullah Salallahu 'alaihi wassalam bersabda: Janganlah kamu menganggap lambat datangnya rezeki , sebab malaikat Jibril menyampaikan kepadaku bahwa salah seorang diantara kamu tidak akan dapat keluar dari dunia ini  , kecuali telah menyempurnakan rejekinya.  Oleh karena itu hendaklah engkau takut kepada Allah , wahai sekalian manusia. Dan usahakanlah dalam mencari rejeki dengan jalan yang baik. , Maka apabila salah seorang diantara kamu menganggap bahwa rejekinya lambat  , janganlah kamu mencari dengan cara berbuat ma’siat kepada Allah , Sebab anugerah dari sisi Allah hanya bisa didapat dengan menaatiNya. ( HR. AL Hakim )


demikian juga masalah jodoh atau pasangan hidup teman, ia merupakan bagian rezeki dari Allah 'azza wa jalla. beberapa hari ini, sebenarnya sih udah beberapa waktu yang cukup lama, aku banyak mendapatkan teman-temanku yang telah menikah namun sebelumnya mereka berpacaran, mengeluhkan rumah tangganya tidak bahagia.

seperti apapun usaha mereka menyembunyikan ketidakbahagiaan itu dengan tipuan kebahagiaan palsu, tetap saja hati tidak akan pernah berbohong. salah satu temanku bahkan sepertinya menyesali pernikahan yang telah ia jalani padahal dulu seingatku sewaktu berpacaran, sepertinya istrinya tidak ada celah keburukan di matanya, namun aneh setelah menikah dia justru gelisah dan menyesali. sungguh hal yang hampir tidak bisa masuk di akalku.

beda lagi dengan temanku yang menikah dengan cara yang benar-benar terjaga tidak dimulai dengan pacaran, namun dilakukan dengan cara yang insyaAllah di ridhoi Allah, setiap dia bercerita sepertinya cintanya kepada suaminya semakin bertambah dan bertambah, sungguh membuatku sangat jeaolus dengan kehidupan rumah tangganya ( semoga nanti aku juga seperti itu setelah menikah ^^ ). 

suatu hari aku bertanya kepadanya, kenapa kau begitu bahagia saudariku? sungguh aku sangat jeaolus melihatmu begitu mencintai suamimu saat ini. maka dari sana tersadarlah aku bahwa setiap lantunan do'anya dia hanya meminta satu saja " Ya Allah Ya Tuhanku, berikanlah aku suami yang terbaik dari sisi Engkau, yang Engkau ridhoi"

aku mengingat-ngingat rupanya temanku ini berdo'a seperti do'anya nabi Zakariya ketika meminta seorang anak kepada Allah, ya dan Allah mengabulkan do'a tersebut kemudian memberikan anak yang soleh bernama Yahya. Subhanallaah....
Dalam Surat Maryam ayat 5 -7 Allah berfirman:

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera.

yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.

Allahu Akbar...sungguh...sungguh yang terbaik hanyalah dari sisi Allah...maka teman, lihatlah pada dirimu, apabila engkau mencari segala sesuatu dengan bermaksiat kepada Allah maka ketahuilah teman, apapun yang engkau dapatkan, entah apakah itu harta, kekayaan, jabatan, suami, istri, itu semua bukanlah lah dari sisi Allah karena engkau mendapatkannya dengan jalan bermaksiat. dan teman, berhati-hatilah karena sesuatu yang bukan berasal dari sisi Allah tidak akan pernah membawa keberkahan hidup, apabila keberkahan hidup telah hilang, maka jangan pernah kau berharap datangnya kebahagiaan sejati dalam hidupmu. dan silahkan menikmati hidupmu dalam kebahagiaan semu.

dan mulai sekarang teman, apabila engkau sangat merindukan seorang pujaan hati yang taat dan bertakwa kepada Allah, maka sekali lagi teman, tiada lain cara mendapatkanya, hanya dengan bertakwa kepada Allah dan menaatiNya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. dan satu lagi kuncinya teman, bersabarlah dalam bertakwa kepada Allah dan berprsangka baiklah selalu kepada Allah, mintalah kepadaNya dengan perasaan harap dan cemas, dan kemudian tunggulah teman, Allah akan memenuhi janjiNya....

bagaimana teman, siap ??? Bismillaah ^__^

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP