20 Juni 2011

Tak selalu


Hidup pada akhirnya tidak selalu sesuai dengan idealis kita, begitulah teman dan kebanyakan memang begitu.

Minggu siang ini Qodarullaah aku bertemu dengan teman satu kampus dan satu perjuangan dulu di sebuah masjid karena ada pengajian para akhwat di sana. Sebuah pertemuan yang mengharukan karena sudah 3 tahun kami tidak bersua.


Ada yang berbeda dari temanku ini, aku menatapnya nanar bertanya-tanya di manakah badannya yang berisi dulu? Kenapa dia kurus dan pucat sekali? Aku merangkulnya erat, aku rindu sekali padamu saudariku, lalu apa yang telah terjadi padamu?

Setelah selesai pengajian, kami duduk di pelataran masjid, menunggu dia untuk bercerita, dan sudah kuduga dia memang ingin bercerita sesuatu padaku. Dengan wajah yang murung dan hati penuh kegundahan dia bercerita bagaimana tekanan yang dia dapatkan ketika hingga saat ini dia belum mendapatkan pekerjaan yang tetap ditambah tekanan belum menemukan pendamping hidup yang pas di hatinya, sekali lagi yang pas di hatinya. Rupanya dia menjadi sangat kurus karena tekanan yang menumpuk di pundaknya.

Kami diam sejenak memandang langit biru yang terhampar sejauh pandangan mata, dia tiba-tiba bertanya masalah cinta, apakah kita hanya bisa mencintai seseorang hanya sekali seumur hidup ukhti? Aku menatapnya sejenak, kulihat dia menghembuskan nafas panjang, aku tersenyum dan merangkulnya, tidak teman kita bisa mencintai siapa saja yang Allah kehendaki tidak hanya seseorang.

Dia merunduk sedikit tersenyum, aku terus menatapnya mencoba menembus kedalaman hatinya yang sedang terluka. Maka sekali lagi aku sadari bahwa hidup ini tidak selalu sesuai dengan idealis kita, dia menimpa siapa saja yang Allah kehendaki, datang tiba-tiba tanpa terduga, tidak peduli apakah hati kita siap atau tidak, maka pada saatnya harus terjadi maka terjadilah takdir itu.

Ah saudariku.....bukankah hati itu berada di antara jari jemari Allah maka mintalah padaNya hati yang kuat, hati yang tidak gampang terlena dan lemah karena sebuah luka, mintalah pada Allah saudariku...Allah akan mengabulkan percayalah...

Jam hampir menunjukkan masuk waktu sholat ‘ashar ketika dia pamit untuk pulang duluan, aku masih duduk di pelataran masjid dan terus menatap tubuh yang sangat kurus itu hingga hilang dari pandangan mataku.

Adzan pun berkumandang, begitu syahdu, mataku sudah basah, aku tiba-tiba rindu pada sosok ibunda Khodijah ra, rindu...rindu...sekali....

Read more...

07 Juni 2011

Di bawah langit


pagi yang sejuk nan cerah. langit di kota ini berwarna sangat biru, awannya pun berwarna sangat putih. kota ini memang masih asri dan bersih, begitulah teman, keindahan langitpun ikut terjaga.

sejenak aku berfikir, masih adakah manusia yang mungkin terus menyadari bahwa setiap hari, setiap menit, setiap detik, ketika mereka berlalu lalang mengejar waktu, bahwa mereka, kita, berada di bawah langit.

ya teman, begitulah, kita diletakkan oleh Rabb kita sang Maha Raja diraja, di bawah langit, karena sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, posisi kita di hadapan Allah hanyalah sebagai hamba. sebagai hamba !

tapi lihatlah bagaimana kita berprilaku, sejauh ini, kebanyakan kita tidak sadar bahwa kita sekaya apapun, sehebat apapun, se- apapun kita, kita tetaplah berada di bawah langit, sebagai hamba. sayang disayang, kita menyaksikan dengan mata dan akal pikiran kita betapa banyak manusia sombong yang berkeliaran, berjalan dengan seonggok harta haram, tak pernah sadar atau mungkin tidak mau tau bahwa dia ada di bawah langit, bahwa dia bukanlah berada di atas tapi selalu berada di bawah, di bawah langit yang dimiliki oleh Allah sang Maha Kuasa.

dan teman, dengan segala yang telah kita miliki, kita tetap saja sebagai hamba bagi Allah,bagaimanapun kita menjadi orang di bumi ini, kita tetap saja hanyalah sebagai hamba, kita tetap saja berada di bawah langit Allah. maka posisikanlah diri kita dalam bersikap layaknya seperti hamba di hadapan Allah.


“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran)
Dengan (membawa) kebenaran.
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya”

(Al Qur’an surat Az Zumar : 2)


“Katakanlah : " Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah
Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”

(Al Qur’an surat Az Zumar : 11)


“Katakanlah : " Hanya Allah saja yang aku sembah
Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku"

(Al Qur’an surat Az Zumar : 14)

Read more...

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP