11 Januari 2010

kisah cinta, pengorbanan, perjuangan dan pembuktian cinta

sehabis pengajian jum'at sore aku duduk di pelataran masjid kampus ugm, sambil menunggu adzan mahgrib yang akan berkumandang, aku sempatkan membaca Al Qu'ran miniku, yang sampulnya sudah rusak, kertasnya sudah cokelat, hadiah dari sahabatku ketika aku hijrah untuk menggunakan jilbab dalam hidupku 7 tahun yang lalu. Al Qur'an mini yang selalu ku bawa ke mana-mana sebagai pengganti kehadiran sahabatku yang telah meninggal dunia akibat kecelakaan 2 tahun yang lalu.
Subhanallaah..Allahu Akbar..Allahumma Rabbi..aku rindu sahabatku yang solehah itu..rindu nian....rindu teramat dalam..tapi teman, bukan tentang sahabatku ini yang aku ingin ceritakan tapi sahabatku yang lain, yang begitu aku kagumi perjuangan kisah cinta dengan suaminya hingga mereka akhirnya menikah dan saat ini mempunyai 2 orang anak yang masih kecil-kecil.

senja menjelang maghrib itu...ketika aku sedang membaca Al Qur'an miniku...dua sosok ikhwan dan akhwat  dengan membawa dua anak kecil melintas di depanku, berjalan menuju tempat wudhu wanita. Aku terbesit untuk meilhat sejenak di tengah jedah bacaan Al Qur'anku, Ya Allah Subhanallaah..muslimah dengan suaminya muslim anggap saja begitu namanya, hah? udah punya 2 anak? ya jelas aku kaget terakhir aku bertemu mereka ketika menghadiri walimahan mereka tahun 2007 silam, Subhanallah..anak-anaknya masih kecil-kecil banget bahkan yang digendong muslimah masih bayi. aku melihat mereka berdua begitu bahagia, terpancar pada wajah mereka yang bahagia nan bercahaya. aku tersenyum bahagia

teringatku kisah mereka 2 tahun yang lalu, sebuah kisah cinta yang penuh perjuangan dan begitu mengharukan. saat itu ketika mereka dipertemukan Allah di rumah zakat yogyakarta, ya ketika mereka berdua bekerja di sana. muslimah telah lulus kuliah saat itu sedangkan muslim masih kuliah dan berusia lebih muda dari muslimah. muslim, lelaki sederhana yang berasal dari keluarga pas-pasan, jatuh cinta kepada sahabatku muslimah, kemudian mengajak muslimah untuk berta'aruf, dalam sebulan muslim yakin bahwa muslimah adalah bidadarinya, sebulan ta'aruf, muslim pergi ke Bengkulu dengan berbekal tabungannya yang mepet untuk mengkhitbah muslimah. tapi tau kah teman? muslim pergi tanpa restu dari orang tua dan keluarga besarnya, orang tuanya bahkan mengancam tak akan mendanai biaya pernikahannya, tak akan datang ketika muslim menikah. tapi itu semua tak menyulutkan niatnya untuk segera menikahi muslimah wanita pujaan hatinya. lamaran itu awalnya ditolak karena orang tua muslimah khawatir dengan keadaan muslimah kelak bila telah menikah melihat keadaan muslim yang serba sederhana, kuliah belum lulus dan usia yang lebih muda dari muslimah belum lagi ditambah keadaan orang tua muslim yang tak merestui sama sekali.

muslim terus meyakinkan orang tua muslimah bahwa dia adalah lelaki yang bertanggung jawab, seorang lelaki kuat yang akan berusaha membahagiakan muslimah anak mereka apapun keadaan dia kelak. muslimah pun pada saat itu tak kuasa menahan air mata, terharu dengan perjuangan cinta muslim, dia membantu muslim tuntuk meyakinkan kedua orangtuanya bahwa dia ikhlas menikah dengan muslim hanya untuk mengharap ridho Allah semata. sungguh Allah maha membolak balikkan hati.

melihat semua ini akhirnya lamaran muslim diterima, sebulan kemudian mereka akhirnya menikah di Bengkulu, dengan walimahan ala kadarnya campur baur wanita dan lelaki (atas keinginan orang tua muslimah) dan yang paling menyedihkan tanpa dihadiri satupun keluarga muslim hanya beberapa teman sesama ikhwan dari yogya yang menemani muslim ke Bengkulu. satu hal yang membuat aku dan teman-teman akhwat takjub sekaligus terharu dan sempat membuat kami merasa iri dengan pasangan ini adalah ketika muslimah dan muslim telah resmi menjadi suami istri pada akad suci yang dipenuhi dengan derai air mata haru, bahagia dan sedih itu, muslim terus menerus menggenggam tangan muslimah pujaan hatinya yang telah halal baginya. genggaman tangan yang hanya dilepas muslim ketika bersalaman dengan tamu, genggaman tangan yang ingin meyakinkan muslimah bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa dia akan bahagia bersama dengannya. ah..teman..begitu romantis dan mengharukan....

dan senja itu aku bertemu mereka kembali setelah 2 tahun tidak bertemu, mereka telah mempunyai 2 anak rupanya dan mereka bahagia sekali. aku ingin menegur muslimah kala itu tapi aku urungkan karena aku lihat dia sangat repot dengan bayinya. maka aku hanya tersenyum sekaligus merasa iri dan mereka pun berlalu hilang dari pandanganku, yah..aku tidak seberuntung mereka, pada saat mereka menikah dulu aku juga mempunyai impian yang sama namun aku tidak seberuntung mereka.

setelah begitu lama baru aku mengetahui bahwa selama ini aku berdoa sendirian, berjuang sendirian di hadapan Allah dan barulah aku tau bagaimana dia yang sebenarnya dalam agama dan keimanannya hingga akhirnya kisahku berakhir tanpa perjuangan dan pembuktian sama sekali, berakhir begitu saja tanpa harga sama sekali .

mungkin aku juga tidak sekuat muslimah, tidak setegar muslimah jika dihadapkan pada keadaan yang sama. tidak ada yang harus dipersalahkan, namun semua ini membuat aku mengerti akan cinta yang dewasa dan cinta yang betanggung jawab. mungkin selama ini aku terlalu naif dan terlalu tulus sehingga aku tidak bisa menyadari bahwa aku sedang berada dalam permainan cinta, ya..cinta yang hanya untuk main-main, cinta yang hanya sekedar melampiaskan hawa nafsu.

tak terasa air mataku menetes ......aku menunduk memejamkan mata dan berdo'a di dalam hati Ya Rabb..tak ada yang aku sesali..aku ikhlas hanya karena Engkau, Ya Rabb..janganlah Engkau kembalikan aku ke kedaanku yang dulu, berilah aku ganti yang lebih baik dan Engkau maha mendengar do'a hambaMu, Allahumma Amiin..


11 komentar:

Anonim,  Januari 15, 2010  

Subhaanallaah..
ALLAH akan melapangkan jalan bagi hamba2-NYA yang istiqomah berada di jalan-NYA, hamba2 yang mencintai karena-NYA..

Makasih Mbak atas sharing kisahnya, semoga ada hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil..amiin yaa ALLAH..

wulan prasetyati Januari 16, 2010  
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
anggita/ismayanti Desember 21, 2011  

Subhanallah... makasih kaka tulisannya bikin Aku semangat, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca lainnya, amiin

Unknown Februari 14, 2013  

sama yang aku alami, seolah olah hanya q yg brjuang mmprthankn cinta q yg trhalang oleh restu orang tua, dan ternyata selama ini hnya pngorbaanan sia sia,,yang akirnya mmbuat q trluka lagi

wulan prasetyati Februari 15, 2013  
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
zihani ilman fayadi Januari 07, 2016  

Semoga Allah mengizinkan kita bersama orang yang kita cintai di masa yang akan datang. Amin.

wulan prasetyati Februari 07, 2016  

Aamiin ya Allah, iya akh semoga :)

wulan prasetyati Februari 07, 2016  
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim,  Juli 29, 2016  

Subhanaullah......
Semua jalan hidup yg kita tempuh pasti ada hikmah@
Allah maha tahu dari segala-gala@ dari pada hamba@

Anonim,  Juli 29, 2016  

Subhanaullah......
Semua jalan hidup yg kita tempuh pasti ada hikmah@
Allah maha tahu dari segala-gala@ dari pada hamba@

Anonim,  September 15, 2016  

Kisah ini yang saya alami, tp saya yang dilamar oleh seorang akhwat. Tp smpai skrg ortu gk kasih restu. Sulit sekali meyakinkan mereka. Saya sudah mohon sama mereka, tp blm juga mereka percaya kpd saya. Padahal niat ini baik krn Allah

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP